Anak?

1.3K 94 36
                                    

Masuknya gua kedalam kantor, semua mata tertuju pada gua dan Adira yang ada didalam genggaman tangan gua. Karyawan perempuan terlihat berbisik-bisik dengan tatapan tertuju pada Adira. Adira hanya menampilkan wajah datarnya, cuek dengan sekitarnya, karena memang begitulah Adira.

Gua dan Adira pun masuk kedalam lift yang akan membawa kelantai paling atas. Didalam lift pun ada dua karyawan perempuan. mereka menatap Adira dari atas hingga bawah. Lantas gua merangkul Adira dan Adira melingkarkan tangannya dipinggang gua.

Kedua karyawan itu keluar di lantai 5 dan hanya tertinggal gua dan Adira didalam lift. Sebenarnya tadi ada dua karyawan ingin masuk kedalam lift tapi tak jadi karena mereka melihat gua dan Adira didalam.

Sampailah gua dan Adira dilantai 22. Gua dan Adira pun keluar dan melangkah menuju ruangan gua. Sekretaris gua membungkukkan badannya sebagai tanda sopan dengan adanya Adira didekat gua. Adira membalas dengan membungkukkan badannya pula.

"selamat datang nyonya." Sambutnya sopan.

"terimakasih Jimi." Balas Adira sopan.

"tunggu sebentar." Kata gua sambil melirik Adira pada Jimi.

"baik Tuan."

Gua membawa Adira kedalam ruangan gua.

"aku mau ke bagian gudang dulu, kamu tunggu disini dulu gak papa kan?" tanya gua.

"iya gak papa, kamu kerja aja dulu."

"atau kamu mau keliling kantor biar aku panggil Temi buat nemenin kamu?"

"gak papa, udah sana."

"yaudah aku tinggal dulu." Adira mengangguk lalu duduk disofa.

Sebelum gua meninggalkannya sendiri, gua kecup pucuk kepalanya lalu mengusap pipinya lembut.

"dah Ra..."

"iya."

Saat gua memasuki gedung bagian gudang, semua pekerja terkejut dengan kedatangan gua. Dibelakang gua ada sekretaris dan juga asisten gua yang selalu siap siaga disamping gua disaat jam kerja seperti ini.

Setiap gua melewati pekerja, mereka tersenyum sambil membungkukkan badannya. Gua hanya membalas dengan menundukkan kepala sebagai tanda gua menghormati mereka. Tanpa mereka perusahaan gua gak akan seperti sekarang, gak akan berkembang seperti saat ini. Gua menghargai mereka sebagaimana mereka menghargai gua.

"ini produk yang baru akan di launching awal bulan, Tuan." Kata Jimi menjelaskan.

Gua mengangguk sambil terus menatap sekeliling gua yang di penuhi dengan produk yang akan siap untuk dipasarkan.

"apakah bagian pemasaran sudah siap dengan strategis yang akan dilakukan?"

"sudah Tuan. Kesiapan hampir 95%." Jawab Jimi.

"baiklah."

"berapa persen untuk produk yang gagal atau cacat?"

"hanya 2% Tuan. Penurunan untuk produk cacat."

"baik."

Sampai akhirnya gua, Jimi dan juga Dion selaku asisten gua keluar dari bagian gudang. Gua, Jimi dan Dion kembali memasuki gedung kantor.

"apakah semuanya sudah kamu catat?" tanya gua pada Jimi yang berjalan tepat dibelakang gua bersama Dion.

"sudah Tuan. Akan saya rapikan lalu saya kirim pada email Tuan."

"baiklah."

"apakah aku masih ada pekerjaan?" tanya gua.

"sudah selesai Tuan."

Kembali Pulang [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang