Status Camelia.

355 20 10
                                    

Setelah menerima telpon dari Alee, Bunda tertawa begitu pun Adira dan Aleesa. Adira dan Aleesa highfive menertawakan kekompakan mereka dan menertawakan betapa polosnya Bunda, mau saja ikut melakukan hal bodoh seperti mereka. Bunda hanya geleng kepala melihat anak gadis dan menantunya itu. Bunda sangat bahagia melihat kedekatan Adira dan Aleesa sudah seperti saudara kandung.

"Aduh... ini pertama kalinya Bunda bohong sama Alee." Ucap Bunda.

"Maaf ya, Bun." Jawab Adira. "Abisnya Alee nelponin terus. Aku kan lagi ngomong sama Camelia."

"Ha ha ha ha... gimana, Ra? Udah lo kasih tau strateginya?" Tanya Aleesa disela-sela tawanya. Entah kenapa Aleesa selalu senang menjaili adik kembarnya itu. Padahal ia tau betapa murkanya Alee jika dijaili atau dikerjai.

"Udah, Sa." Jawabnya. "Bun, maafin aku ya, aku janji ini terakhir kalinya aku jadi istri durhaka dan menantu durhaka."

"Bunda sebenernya nggak setuju sih sama rencana kalian. Bunda pasti tau Alee bakal kelabakan. Apalagi ini menyangkut kamu, Dira. Bunda tau banget anak itu gimana kalo udah menyangkut kamu."

"Bunda tenang aja, udah aku atur semuanya kok. Termasuk ke Camelia, Kai sama James-nya." Yakinkan Aleesa sembari mengedipkan matanya. "Kalo aja A'Icang nggak kasih tau aku, nggak akan terjadi ini semua."

"Berarti salah A'Icang ya, Sa?"

Aleesa tertawa. "Iya bener banget lo, Ra."

"Yaudah Bunda pergi dulu ke kantor. Mau anter makan buat Papah."

"Aku juga ijin ke caffe ya, Bun. Kasian Nukha di caffe sendiri."

"Yaahh... masa gue di tinggal sih, Ra."

"Yaudah lo ikut gue aja ke caffe."

---ALEE X ADIRA---

Tok! Tok! Tok!

Alee terkejut ketika mendengar suara pintu kamarnya terketuk. Kepalanya berubah menjadi pening, ia pun berdecak kesal kepada orang yang baru saja mengetuk pintunya. Ia mengusap wajahnya kasar lalu berjalan membukakan pintu.

Ckleekk!

"Ahh! Apa sih ganggu orang tidur aja!"

"Tadi Pak Rayen kabarin katanya meeting hari ini di cancel di ganti besok pagi sampai tuntas." Ucap Camelia dengan raut wajah takut. Bagaimana ia tidak takut, melihat raut wajah Alee yang terlihat baru bangun tidur ditambah sorot mata yang selalu tajam, membuat siapa saja ingin langsung minta maaf.

"Ckkk... terus hari ini jadwalnya apa?"

"Hmm... nggak ada, kosong."

Alee terus-terusan berdecak. "Astaga! Hari ini sia-sia? Yasudahlah!" Camelia diam.

"Lia..."

Camelia mengangguk. "Iya?"

"Tolong booking satu meja untuk aku di bawah. Aku lapar, mau makan."

Camelia tersenyum. "Oke! Boleh sekalian sama aku nggak?" Tanyanya jail.

"Iyalah! Kamu pikir aku mau makan sendiri kayak orang bodoh!"

"Ha ha ha... Baiklah, baik. Aku pesan sekarang ya."

"Iya. Kamu tunggu sebentar, aku ganti baju dulu."

Karena tak dipersilahkan masuk kedalam, Camelia hanya diam di pintu sembari bersandar pada dinding. Sesekali matanya menatap sekeliling kamar Alee yang masih rapi. Camelia tersenyum, lalu tertawa. Camelia pun memesan satu meja di restoran bawah untuknya dan Alee.

Kembali Pulang [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang