Minta Restu.

772 80 17
                                    

"aku bawa baju gak?"

Gua yang sedang merapikan berkas untuk gua bawa ke kantor sedikit terganggu dengan pertanyanya yang terdengar lucu. Dimulai dia ingin membawa handuk, pasta gigi, hair dryer, sendal entah apa yang dia pikirkan dengan rumah bunda.

"gak usah bawa apa-apa, Ra. Semuanya udah tersedia disana."

"kalo aku mau mandi, masa aku gak ganti baju sih."

"baju kamu ada disana, Ra."

"kok bisa? Kita baru nginep disana?"

"iya sayang."

"oh kita sering ke bunda, yang?" gua terdiam Adira memanggil gua yang sungguh aneh.

"iya, Ra."

Adira mengangguk lalu dia hanya diam menunggu gua.

"yuk."

Hari ini dan beberapa hari kedepan rencananya gua akan libur ke kantor. Gua akan ke ke kantor lebih dulu untuk menyerahkan tugas gua pada Dion dan Jimi. Untuk hari ini gua akan berangkat ke Medan untuk menemui umak dan ayah, mereka harus tau keadaan anak gadisnya.

Adira benar-benar berubah menjadi gadis polos dan penurut. Sangat berbeda saat pertama dia hilang ingatan. Gua benar-benar gemas dengan tingkahnya. Sama seperti saat ini, Adira teerus memandangi jalanan dengan kepala ia keluarkan dijendela.

"kepala kamu jangan dikeluarin, Ra, bahaya." Ucap gua sembari menarik bahunya.

Adira menoleh lalu memasukkan kepalanya. Kini ia menatap gua lekat.

"emang kenapa?"

"bahaya sayang."

"peluk kamu aja gimana?" ucapnya manja.

Gua sedikit menoleh lalu memberikan lengan tangan gua. "peluk tangan aku aja ya, aku kan lagi nyetir."

"aku maunya peluk kamu bukan tangan kamu."

"Adira gak manja begini, njir."

"yaudah sini deketan." Ujar gua sembari merentangkan sebelah tangan gua.

Adira mendekat lalu ia pun memeluk gua dengan erat. Gua sedikit kesulitan untuk menyetir tapi gua usahakan membuatnya senyaman mungkin.

---ALEE X ADIRA---

Sampai akhirnya gua dan Adira sampai dirumah bunda yang terlihat sepi. Adira melepas pelukannya lalu menatap rumah bunda. Adira keluar lebih dulu lalu melihat sekelilingnya. Gua menyusulnya lalu menggandengnya masuk kedalam rumah.

"ini rumah bunda?"

"iya."

"besar banget."

"iya."

"assalamualaikum, bunda." Teriak gua.

Adira benar-benar tak bisa diam, kepalanya terus berputar mengelilingi isi rumah. tak lama bunda datang dari arah dapur, gua dan Adira disambut dengan senyum manisnya.

"walaikumsalam." Jawab bunda lalu gua dan Adira bergantian mencium tangan bunda. "kok tumben pagi-pagi kesini?"

"aku mau titip Adira, bun." Ucap gua.

Bunda terlihat bingung lalu melihat Adira. "emangnya Adira kenapa? kamu mau pergi? Kok tumben."

"ini bunda?" tanya Adira pada gua dan gua balas dengan anggukan kepala.

"Ra, kamu duduk disini dulu ya, aku mau ambil berkas dikamar bunda dulu ya." Ucap gua bohong sambil menunjuk sofa pada Adira.

Adira mengangguk dengan senyum yang masih berbentuk dibibirnya.

Kembali Pulang [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang