First Meet.

611 47 3
                                    

Brukk...

Gue menatap seorang gadis yang baru aja nabrak punggung gue. Ia hanya menatap gue datar tanpa ada rasa bersalah untuk minta maaf. Akibat dari tabrakan gua dan dia, topi gua dan dia jatuh. Ia mengambil lebih dulu topinya lalu gua pun mengambil topi gua. Kemudian gua pun meninggalkannya yang masih menatap gua datar.

“lama lo.”

“tadi gua ditabrak cewek.” Jawab gua lalu meletakkan topi disamping duduk gua.

Setelah upacara selesai, gua dan beberapa teman kelas gua meluncur kekantin untuk sarapan dan merokok.

“Lee, topi siapa itu?” tanya Edwin yang sudah ngambil topi gua.

“topi gua lah.”

“sejak kapan nama lo jadi Adira?”

Gua natap Edwin bingung lalu merampas topi yang katanya namanya Adira.

“Adira SV?” gumam gua.“cih, topi gua ketuker sama cewek datar tadi.”

“cewek datar  siapa?” tanya Agung salah satu teman gua yang lagi nongkrong di kantin.

“gak.” Jawab gua singkat.

Setelah bel bunyi yang bertanda berakhirnya belajar mengajar hari ini, gua dan Edwin langsung meluncur ke parkiran untuk tukeran topi sama cewek yang namanya Adira SV.

Gua dan Edwin duduk diatas motor masing-masing sembari memperhatikan si Adira yang kata Edwin anak kelas 10.4. entah tau dari mana si Edwin kelas si Adira itu. yang pentting topi gua balik dulu deh.

Edwin menepuk pundak gua menunjuk arah gadis yang sedang duduk diatas motor scoppy warna hitam dengan jaket warna army.

Saat dia lagi pasang headset ditelinganya, gua pun menghampirinya dengan menepuk pundaknya. Wajahnya tetap datar tanpa ada rasa bersalah sedikitpun.

“ada apa?” katanya.

“Adira?” kata gua sebut namanya.
Dia natap gua selidik, layaknya gua sebagai penjahat. “Topi kita ketuker.” ucap gua sambil menyodorkan topinya.

Dia ambil topinya. Sekali lagi wajahnya tetap datar. Dia langsung buka tasnya mengambil topi gua lalu diberikan ke gua.

“lain kali kalau jalan jangan bercanda.” ucap gua “jalanan bukan punya nenek moyang lo.”

Wajahnya terlihat kesal “suka-suka gua lah.” Balasnya tak lebih menyebalkan dariku “kaki-kaki gua.”

“emang kaki lo tapi bisa aja gua patahin.”

“leher lo yang gua patahin.”

“dingin banget.”

“ALEE CEPET!!”

Gua noleh kebelakang ternyata Edwin yang sudah menyuruh gua untuk cepat pulang. Tanpa meninggalkan satu katapun ke dia, gua langsung pergi ninggalin dia.

“iya bener itu si Adira anak 10.4.” kata Edwin sekembalinya gua ke motor.

“kok lo tau?”

Kembali Pulang [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang