Tanpa Ijin.

1K 87 23
                                    

"woy." Teriak Iqbhar mengagetkan gua saat teringat delapan tahun yang lalu. "kenapa lo? Kesurupan?"

"ngagetin aja lo." Kata gua.

"lagian senyum-senyum. Keinget malem pertama sama istri lo?"

"sok tau lo."

"ayo keluar, udah sampe."

Gua mengangguk lalu mengikuti Iqbhar yang sudah berjalan lebih dulu.

Tak butuh waktu lama gua dan Iqbhar sudah sampai di hotel yang akan menjadi tempat istirahat selama 3hari kedepan dan itu artinya 3hari gua gak ketemu Adira. Ini pertama kalinya gua ninggalin dia keluar negeri setelah menikah.

"lo jangan meluk-meluk gua, jangan anggap gua ini istri lo." Kata Iqbhar.

"idih najis." Balas gua "dari bau lo sama dia aja udah bisa gua bedain. Dia juga gak ratta kayak lo."

"wah apa tuh yang rata?"

"nikah makanya biar tau apa yang gak rata di cewek." Kata gua lalu masuk kedalam kamar mandi untuk siap-siap pergi meeting bersama papah.

Pagi menjelang siang gua sudah ada diruang rapat kantor cabang Hongkong yang dipimpin papah. Gua dan Iqbhar duduk bersebelahan dengan papah yang akan memimpin rapat ini.

"saya mengumpulkan semua CEO hanya untuk mengetahui bagaimana perkembangan setiap cabang." Kata papah.

"dimulai dari Alee Arseno." Tunjuk papah. Gua mengangguk lalu berdiri tegak.

"pemasukan dan pengeluaran bulan ini sangat stabil dan balance. Untuk datanya pun sudah saya kirim melalui email. Untuk produk yang akan dipasarkan sekitar 50.000 produk dari semua properti sedangkan untuk produk cacat mengalami penurunan hanya menjadi 2% produk gagal. Untuk produk cacat atau gagal dipasarkan tidak menjadi kerugian yang besar seperti bulan lalu. Kegagalan produk dapat ditutupi dengan pemasukan bulan lalu yang mengalami peningkatan sekitar 44%. Sepertinya penjelasan saya sudak cukup jelas, jika ada yang kurang dimengerti silahkan ditanyakan pada saya." Papar gua begitu detail.

"saya rasa penjelasan tersebut sudah sangat jelas dan cukup dimengerti." Sahut Iqbhar.

"saya pun setuju dengan Tuan Iqbhar."

"kalo begitu sekarang saatnya Iqbhar Bagastryan."

Gua kembali pada kursi bertepatan dengan hape gua bergetar dengan adanya telpon masuk dari Adira yang gua beri nama Mine.

Tetapi gua biarkan saja. Biar nanti saja gua telpon balik kalau rapat sudah selesai.

Gua mulai fokus pada Iqbhar didepan sana tetapi gua tidak dapat fokus dengan adanya pesan masuk teru menerus dari Iqbhar.

Mine.

Alee.

Gua mau ngomong sesuatu.

Angkat telponnya.

Sumpah ini penting banget.

Angkat dong

Gua biarkan tetapi gua tidak dapat fokus sampai akhirnya dipenghujung rapat.

"sekian dan terimakasih untuk rapat hari ini."

"rapat dibubarkan."

Gua keluar dari ruang rapat lalu melangkah mendekat pada jendela kaca.

Gua menelpon Adira dan tak butuh waktu lama dijawab olehnya.

Kembali Pulang [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang