Terimakasih Adira.

858 93 12
                                    

Hari ini gua sengaja pulang cepat untuk menjemput Adira dikantornya, tetapi saat gua sampai dikantornya, gua tak menemukan adanya mobil Adira diparkiran. Apa Adira sudah pulang? Tapi saat ini belum jam pulang kerja, Adira pulang kerja jam 5, sedangkan sekarang masih jam 3. Gua menghampiri bagian informasi untuk menanyakan ada atau tidak Adira dikantor.

"maaf saya mau bertanya, apakah ada Ibu Adira Saura diruangannya?"

"Ibu Adira sudah pulang sejak jam makan siang, Pak."

"kalau begitu, terimakasih."

"apakah ada pesan yang bisa saya sampaikan?"

"oh tidak perlu, bisa saya sampaikan dirumah."

"mohon maaf, Pak."

Gua mengangguk lalu pergi meninggalkan kantor Adira.

Gua menelponnya pun nomor hapenya tidak aktif. Sebenarnya aada apa dengannya? Apa yang sedang ia sembunyikan dari gua. Gua harus cepat-cepat pulang untuk menanyakan semuanya. Gua tidak tahan kalau harus dicuekin dan gak dipeduliin begini.

Benar saja, saat gua sampai rumah, mobilnya sudah terparkir didalam bagasi. Gua buru-buru masuk kedalam rumah untuk segera menemuimya. Gua kembali tak menemukannya diruang tengah. Gua berlari kedalam kamar, tapi tidak ada Adira melainkan ada sebuah kotak kado berwarna merah diatas kasur. Gua celingak-celinguk mencari Adira tetapi gua tetap tak menemukannya. Gua membiarkan kado itu tanpa ada niat untuk membukanya walaupun ada rasa penasaran. Gua membuka jas gua lalu keluar kamar mencari Adira.

"Ra...kamu dimana?" teriak gua.

"Adira!!!"

"lo dimana? Gua udah pulang nih."

Tetap tak ada jawaban darinya.

"itu diatas kasur kado apaan? Gua belum ulang tahun, belum juga anniversary kita.!!"

Shit...kemana sih manusia itu, kenapa tak ada jawaban darinya. Apakah telinganya sudah tuli sampai tak mendengar teriakan kencang gua.

Gua melangkah mencarinya kedalam dapur. Ingin rasanya berkata kasar pada Adira tapi...ah sudahlah. Pantas saja Adira tak menjawab teriakan gua, rupanya ia sedang memasak dengan telinganya tersumpal headset.

Gua menggeleng kepala melihatnya menganggukkan kepala seakan-akan ia sedang mengikuti irama lagu. Gua yang gemas melihat tubuhnya yang sudah berbalut apron pun gua menghampirinya lalu memeluknya dari belakang tubuhnya. Adira terkejut dengan kedatangan gua, ia melepas headsetnya lalu membalik tubuhnya.

"kok udah pulang?" tanyanya dengan tangan gua masih melingkar diperutnya.

"harusnya aku yang nanya, kok kamu udah pulang?"

"aku mau masakin kamu makanan."

"itu diatas kasur, kado apa? Aku belum ulangtahun dan kita juga belum anniversary." Tanya gua.

Adira tertawa pelan lalu mengusap wajah gua lembut.

"kamu buka aja sendiri, itu hadiah dari aku karena sabar menunggu pulihnya ingatan aku." Ucapnya lembut.

"itu apa? Aku gak mau main tebak-tebakan." Kesal gua.

"kok kesel sih." Ledeknya.

"apa itu?"

"buka aja, Alee." Ucapnya lalu melepas tangan gua dari perutnya.

Adira membalik tubuh gua lalu mendorong punggung gua.

"sana buka aja sendiri, aku lagi mau masak makanan. Malam ini kita dinner."

"Ra...kamu kenapa sih? Dari kemarin buat aku curiga sama sikap kamu." Ucap gua jujur.

Kembali Pulang [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang