Gemes.

840 81 27
                                    

Gua menunggu Adira sembari mengerjakan tugas gua. Gua membawa tugas ke depan TV agar lebih mudah Adira menemukan gua. Gua kembali fokus dengan pekerjaan gua tetapi ada saja yang mengganggu, kini hape gua berdering dengan adanya telpon masuk dari Nukha, pasti dia nyariin Adira.

"iya, kenapa?" tanya gua langsung.

"Lee, Adira ada?"

"ada, lagi mandi. Kenapa?"

"kok hpnya gak aktif sih, dia juga gak ke cafe."

"Adira lagi sakit." Ucap gua bingung.

"sakit? Dia sakit apa?"

"kalo di telpon bakalan susah jadi besok aja gua ke cafe buat jelasin semuanya."

"Adira kenapa sih."

"sayang." Suara Adira membuat kepala gua menoleh kearahnya.

"Adira manggil lo sayang? Demi apa? Jangan bilang lo selingkuh?"

"itu Adira, besok aja bakalan gua jelasin saat makan siang gua ke cafe. Kalo perlu ada Sona sama Dara. Sumpah gua gak bisa jelasin di telpon."

"Alee, kamu dimana?"

"sini, Ra." Teriak gua, Adira menoleh lalu mengangguk "Ra, sekalian ambil makanan di dapur diatas meja makan terus bawa kesini ya."

"iya." Jawabnya.

Adira pergi ke dapur dan gua kembali pada Nukha.

"Adira kenapa, Alee!!!"

"Adira hilang ingatan."

"hah!!!"

"udah ya, Adira udah dateng. Gua janji besok gua bakalan ke cafe."

"kalo lo kerja, dia lo kemanain?"

"gua titip ke bunda gua."

"yaudah gua tunggu besok."

"makanan yang ini?" ucap Adira, gua mengangguk lalu Adira menghampiri gua.

"iya." Jawab gua pada Nukha.

"kamu telponan sama siapa?" tanya Adira.

"temen." Jawab gua.

"Lee, jangan ditutup ya, gua mau denger suara Adira. Gua juga lagi sama Sona Dara."

"iya." Jawab gua. Lalu hp gua letakkan di atas meja dekat berkas-berkas.

Gua fokus pada Adira yang sudah duduk dihadapan gua dengan kaki menyila.

"kamu telponan sama siapa?" tanya Adira. Gua juga udah yakin kalo Adira akan nanya begitu.

"Nukha." Jawab gua agar Adira terus bertanya.

"Nukha? Perempuan? kamu kok telponan sama perempuan sih? Kamu selingkuh dari aku? Bisa-bisanya kamu selingkuh saat lagi dirumah begini"

Gua hanya geleng kepala mendengar celotehannya. Sekali lagi gua katakan, kalo Adira sadar, dia gak akan bisa ngomong sebanyak itu.

"ha ha ha"

"kok kamu ketawa sih? Pasti lagi nutupin rasa malu kamu karena ketauan selingkuh ya?"

"lucu aja."

"cihh..." desisnya "ketauan selingkuh malah bilang lucu."

"Nukha itu sahabat kamu."

"sahabat aku?"

"iya." Jawab gua

Kembali Pulang [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang