Hari ini gua dan Iqbhar sudah sampai di Bandara Soekarno-Hatta setelah tiga hari gua dan Iqbnhar kerja di Hongkong. Gua memang bilang pada Adira hanya sehari di Hongkong tetapi itu hanya Adira cepat pulang dari Bandung.
"lo mau langsung ke Bandung atau ke rumah Bunda dulu?" tanya gua pada Iqbhar sebelum berpisah masuk kedalam mobil masing-masing.
"Bandung, Lee. Ibu udah nunggu."
"gak mau ketemu Lesa?"
"bukannya dia lagi di Aussie?" tanya Iqbhar.
"iya."
"gak jelas lo goblok." Pekiknya lalu masuk kedalam mobilnya lalu meninggalkan gua.
Gua pun masuk kedalam mobil lalu mengikuti jejak Iqbhar meninggalkan bandara menuju rumah.
Gua sudah rindu dengan istri gua. Hape gua sudah mati karena tadi lupa gua cas. Pasti Adira hanya dirumah.
Hanya memakan waktu dua jam gua sudah sampai dirumah tetapi rumah terlihat kosong, mungkin Adira sedang di cafe. Gua memasuki kamar lalu menyambungkan hape gua pada charger lalu masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Gua ingin istirahat sebentar lalu ke cafe menjemput istri gua.
Selama gua mandi gua terus mendengar telpon rumah diluar kamar terus berdering, sampai gua selesai mandi pun gua masih mendengar suara deringan telpon. Gua keluar kamar lalu mengangkat telpon entah dari siapa.
"selamat siang." Ucap gua.
"lama banget sih lo angkatnya, istri lo masuk rumah sakit. Cepet kerumah sakit Binawan di kamar VIP nomor 2."
"eh lo siapa? Istri gua kenapa?"
"gua Nukha, cepet."
"iya gua kesana, jaga istri gua baik-baik."
Dengan cepat gua mengganti baju untuk segera kerumah sakit yang dikatakan Nukha. Gua menahan rasa khawatir gua dengan keadaan istri gua. Entah apa yang terjadi dengannya sampai ia dilarikan kerumah sakit.
Dengan kecepatan mobil diatas rata-rata gua bisa dengan cepat sampai dirumah sakit. Gua sedikit berlari mencari kamar rawat Adira. Dengan mudahnya gua sudah sampai didepan kamar VIP nomor 2. Sebelum masuk gua menghela nafas kasar, menetralkan perasaan gua.
Ckleekk...
Nukha, Sona dan Adira bersamaan menoleh kearah gua. Saat gua melangkah mendekat, Adira mengalihkan wajahnya. Nukha dan Sona memberi isyarat agar gua mendekat kearah mereka. Gua menghela nafas lalu mendekat kearah mereka.
Nukha dan Sona berdiri dari duduknya dan melepas tangan Adira dari tangan mereka masing-masing.
"kita keluar dulu." Kata Nukha. Gua mengangguk lalu duduk disamping Adira.
"Ra..."
"kamu kenapa?"
Gua mengusap kepalanya tetapi ia menggeleng kepala membuat gua bingung.
"kamu kenapa?" terdengar isak tangisnya. Gua pun memutar kepalanya agar menatap gua. Adira menutup matanya bersamaan dengan air matanya keluar.
"kamu kenapa? aku gak akan hukum kamu."
"sayang, kamu kenapa? jangan buat aku bingung."
"muka matanya, bicara sama aku."
Gua mengusap air mata yang menetes dipipinya, tetapi tangan gua dihentikan oleh tangannya.
"kamu kenapa sih? Jelasin ke aku, jangan buat aku marah."
Tangisnya semakin kencang, gua memilih untuk memeluknya saja daripada terus menerus ditanya tapi tak kunjung ada jawaban.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembali Pulang [ENDING]
Romance[GANTI JUDUL *TAKE YOU HOME*] Sejauh apapun jarak yang kamu buat, kamu akan tetap kembali padaku. Kalaupun kamu tidak tau jalan pulang, aku akan menjemputmu untuk pulang bersamaku! SEKUEL : RASA UNTUK ALEE #7 - Rindu (dari 1.47K cerita) #37 - Fiksi...