SPESIAL RAMADAN #10

356 26 14
                                    

double up ya!

tutorial next...

1. baca sampe abis

2. klik bintang

3. nggak komen juga nggak apapa

4. langsung next

5. goodbyee :)





















Tidak terasa hari ini puasa terakhir di bulan ramadhan yang penuh berkah ini dan kita semua akan merayakan kemenangan kita sebagai seorang muslim. Semua acara buka puasa sudah kami adakan, entah itu buka puasa dirumah Umak, dirumah Bunda, bersama teman-temanku pun sudah dilakukan. Hanya Alee saja yang tidak memiliki acara buka puasa bersama teman-temannya. Lagipula siapa teman Alee? Setauku hanya Edwin. Hmm, bicara tentang Edwin, aku masih ada sedikit rasa takutku dengannya. Setau aku juga, Edwin juga masih di penjara atau memang ia sudah bebas. Aku sudah tidak ingin tau tentangnya. Apa yang ia lakukan padaku dulu, sangat amat membuatku takut dan trauma. Hmm, sudahlah lupakan tentang Edwin. Tidak penting untuk dibahas dicerita bahagiaku ini.

Tadi pagi Alee pergi untuk bertemu temannya, katanya, dan tadi ia menghubungiku untuk membuat menu buka puasa yang banyak karena ada tamu yang datang kerumah. Jadilah aku memanggil Umia kerumah untuk membantuku membuat menu yang banyak. Umia itu anak Umi yang dulu selalu menemani aku dirumah saat dulu aku masih gadis. Aku dan Umia juga sudah ke pasar membeli bahan-bahan, jadilah sekarang aku dan Umia sedang masak bersama.

"Ayam gorengnya udah masak ini, mbak." Ucap Umia sembari mengangkat ayam dari kualinya.

"Ini capcaynya juga udah aku bersihin, Mi."

"Mbak, saya aja deh yang masak. Mbak Dira kan lagi puasa."

"Umia juga lagi puasa. Kan aku minta Umia dateng buat bantuin aku masak bukan buat masakin."

"Iya tapi saya nggak enak sama Mbak Dira."

"Ada juga aku yang nggak enak sama Umia. Udah nggak apa-apa Umia, kita masak bareng-bareng aja. Sekalian nanti Umia bawa pulang kerumah."

"Emangnya siapa yang mau dateng Mbak?" Tanya Umia sembari masak.

Aku hanya berdiri disampingnya, memperhatikannya masak. Aku memang tidak ahli dalam masak makanan istimewa, makanya aku minta Umia datang bantuin aku.

"Nggak tau aku juga. Alee cuma bilang masak menu yang banyak. Kayaknya sih temennya yang tadi pagi di temuin."

"Biaa..."

Aku menoleh, aku tersenyum melihat gadis kecilku datang dengan rambut terikat rapi. Ia datang menghampiriku dan Umia.

"Udah sholatnya, Nak?" Tanyaku sembari mengusap kepalanya.

"Udah, Bia." Jawabnya. Tadi habis sholat dzuhur, Bulan memilih tidur dan baru bangun jam 4 sore lalu aku memintanya untuk mandi dan sholat ashar. "Bimaa mana, Bia?" Tanyanya tak melihat adiknya.

"Di bawa Oma."

"Bimaa nginep?"

"Nggak kok, tadi Bia udah bilang Oma bawa Bimaa pulang."

"Oh kirain."

"Kenapa? Kamu mau ikut ya?"

"Nggak kok." Aku mengangguk saja. "Kok Umia masaknya banyak banget? Umia ada acara?" Tanyanya pada Umia yang sedang fokus masak.

Kembali Pulang [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang