Terimakasih Aleesa.

618 53 2
                                    


Flashback "POV Aleesa."

Sudah beberapa hari gua libur koas, dan gua putusin untuk liburan di Bali bareng temen-temen gua. Hari ini gua dan temen-temen gua berencana untuk ke pantai Kuta yang ada di Bali. Baru saja gua akan melangkah ke pinggir pantai, tapi gua melihat seseorang tak asing untuk gua. Gua sedikit mendekat kearahnya. Gua kenal mereka, itu Adira, adik ipar gua, tapi kenapa Adira bareng Edwin dan lebih aneh lagi Adira sama Laras, anak satu SMA gua dulu.

Daripada menerka-nerka, gua milih untuk telpon bunda untuk memastikan apa yang terjadi dengan Adira. Gak mungkin Alee dan Adira cerai, mereka baru aja nikah 6bulan yang lalu. Gua juga tau gimana cintanya Alee ke Adira dan begitu pun sebaliknya. Mereka gak akan bisa dipisahkan sekalipun badai menimpa mereka.

"assalamualaikum." Ucap gua ketika bunda menjawab telpon gua.

"walaikumsalam, Sa, kenapa?" tanya bunda.

"bun, Alee sama Adira lagi dimana?"

"Alee lagi di pergi ketempat rahasia, bunda juga gak tau. Kalo Adira ada dirumahnya. Kenapa?"

"apa ada sesuatu yang terjadi sama mereka?" tanya gua tetap dengan memandang kearah Adira yang terlihat tidak nyaman dengan Edwin dan Laras.

"Adira hilang ingatan, Sa. Udah hampir 3bulan, ingatannya belum pulih."

"hilang ingatan?" ucap gua sangat amat terkejut.

Dapat gua pastikan kalau yang terjadi dengan Adira yang ada didepan mata gua bukan karena keinginannya tetapi karena pengaruh Edwin dan Laras. Gua tak menyangka kalau Edwin akan selicik itu sampai tega mengkhianati Alee yang selalu bantu dia.

"iya...Adira kecelakaan mobil, kepalanya terbentur terlebih lagi Adira lagi stres karena selalu dutanya kapan hamil. Jadinya otaknya sedikit terluka."

"yaudah bun."

"kenapa, Sa?"

"gak papa bunda. Yaudah ya bun, aku ada pasien nih." Ucap gua bohong.

"jaga dirimu baik-baik."

"iya bunda. Bye bun."

Gua putuskan telponnya lalu gua mengambil aplikasi kamera untuk mengambil gambar mereka dan akan gua tunjukkan ke Alee nanti.

Gua rasa gua tidak jadi liburan, melainkan gua akan jadi detektif licik untuk menyelamatkan Adira.

Gua sudah mencoba menghubungi Alee tetapi nomor hapenya tidak aktif, sudah dipastikan kalau Alee sedang menghindar dari masalahnya.

Sekarang saatnya gua membantu Alee dari masalahnya, dulu selalu Alee yang bantu gua dan selalu bangkitkan gua dikala gua sedang sedih. Sesekali gua ingin berguna untuk adik kembar gua.

"Sa, ayo." Ajak temen gua.

"kalian duluan aja, gua jemuran disini aja." Elak gua.

"lo lagi liatin apa sih?" tanya temen gua ikut menatap arah yang sama seperti gua.

"Nic, lo mau bantu gua gak?" tanya gua pada Monica.

"apa?"

"lo liat cewek sama cowok yang disana?"

"kenapa? Lo kenal?"

"lo pura-pura godain cowoknya deh, gua mau tau reaksi kedua cewek itu. Nanti lo ceritain ke gua."

"emang kenapa sih? Cowoknya gak cakep ah, males. Apalagi keliatan cowok kere."

"ayolah, Nic, gua bayarin makan hari ini."

"serius?"

"serius sumpah."

"yaudah oke."

Gua memperhatikan Monica yang mulai mendekat kearah Adira, Edwin dan Laras. Emang dasarnya Monica itu cetil, dengan mudahnya gua liat Monica nempel pada tubuh Edwin. Edwin sih terlihat menikmati tubuh Monica. Gua melihat reaksi Adira, ia terlihat biasa aja sedangkan Laras terlihat bingung dengan apa yang terjadi.

Bukannya melepas Edwin dari Monica, Adira tetap diam tanpa merespon sedikitpun. Laras yang gemas dengan sikap agresif Monica, ia mendorong Adira dan terlihat memaksa Adira untuk memisahkan Edwin dari Monica. Adira menolaknya tetapi Laras tidak tinggal diam, Laras mendorong tubuh Adira lalu Adira melepas keduanya.

Monica terlihat tertawa lalu melangkah kembali kearah gua. Laras terlihat sangat kesal pada Adira sampai-sampai Adira ditampar, lebih bodoh lagi, Adira hanya diam tanpa menolak atau membalas tamparan Laras. Sungguh kebodohan Adira. Gua tak menyangka hilangnya ingatan Adira membuatnya terlihat bodoh.

"gimana...gimana?" tanya gua langsung pada Monica.

"gua rasa sih ya, Sa, cewek yang pakai baju putih itu lagi dalam keadaan gak sadar atau lagi dalam pengaruh cewek sama cowok itu. Tatapan cewek itu bener-bener kosong, seakan-akan, dia emang gak sadar sama apa yang lagi dia lakuin. Gua sedikit kasian sih sama cewek itu. Raut mukanya juga sedih, gak nyaman gitu tapi dia bingung harus gimana. Lebih kasian lagi, cewek itu tadi ditampar kenceng banget sampe air matanya keluar. Tapi begonya, cewek itu diem aja gak bales atau menghindar gitu."

"kata cewek yang baju pink 'Ra, itu pacar lo lagi digodain cewek lain, pisahin sana.' Tapi cewek yang baju putih diem aja, bingung gitu. Kalo yang cowok itu sih emang keliatan bangsat. Dia menikmati gua banget anjir, gua yang jijik."

"Sa, gua rasa lagi nih, cewek yang baju putih baju aja ditampar deh, pinggir lbibirnya ada bekas luka. Dari penglihatan gua, cewek itu korban kekerasan tapi cewek itu lagi dalam keadaan gak sadar. Pengaruh obat yang dikasih sama dua orang itu ke cewek yang baju putih."

"padahal kalo diliat-liat, cewek itu cewek baik-baik. Gua pikir awalnya cewek itu istrinya cowok itu soalnya cewek itu pakai cincin nikah bagus banget tapi cewek pink itu bilangnya cowok itu pacarnya."

"apa cewek itu lagi selingkuh? Menurut lo gimana?"

"Nic, gua boleh minta sekali lagi minta tolong sama lo? Janji ini yang terakhir, dan gua bakal bayarin makan lo selama kita disini." Ucap gua sungguh-sungguh.

"besok kita juga pulang kan, Sa." Balas Monica.

"besok lo pulang duluan ke Aussie sendiri gak papa kan?"

"si bego, jatah liburan kita besok udah abis, Sa."

"gua harus ke Jakarta, tadi ditelpon nyokap suruh balik dulu."

"yaudah gak papa." Jawabnya "lo mau minta tolong apa?"

"lo godain cowok itu, dan minta nomor telponnya. Atau lo tanya nanti malem dia kemana?"

"lo ada apa sih sama cowok itu?"

"jawabannya setelah nanti malem ketemu lagi sama mereka."

"oke oke. Lo tunggu disini ya."

---ALEE X ADIRA---

bersambung...

18/12/18

Kembali Pulang [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang