Malem Jum'at.

390 18 2
                                    

---ALEE X ADIRA---

Alee menyelesaikan pekerjaannya tepat di jam 5, lebih lama dari jam pulang kantor. Alee merapikan penampilannya setelah ia memakai kembali jas-nya. Ia mengambil tas kantornya dan juga handphone yang sudah ia masukkan kedalam saku celananya. Ia pergi meninggalkan ruangannya. Didepan ruangannya terdapat meja Camelia yang sudah kosong dan rapi, menandakan sekretarisnya sudah pulang. Alee melewati meja Camelia dan berlenggang pergi meninggalkan kantor dengan mobil Civic berwarna hitam yang baru dua bulan lalu ia beli.

Selama perjalanan radio terus menemaninya menuju rumah Bunda karena malam ini Bunda meminta Alee, Adira dan Bulan menginap, sekaligus untuk membicarakan tentang pernikahan Aleesa yang sebulan lagi akan di laksanakan. Alee sesekali mengikuti alunan lagu yang terputar di radio mobilnya.

Baby, I'm dancing in the dark with you between my arms

Barefoot on the grass, listening to our favorite song

Perjalanan menuju rumah Bunda memakan waktu hampir satu jam. Jalanan cukup padat karena memang jam pulang kerja. Alee memasuki cluster milik Bunda yang dulu pernah menjadi tempat tinggalnya sebelum ia memiliki rumah sendiri bersama Adira. Di depan rumah Bunda terlihat Pak Mulyadi---supir pribadi Bunda, sedang mencuci mobil milik Bunda. Alee memarkirkan mobilnya tepat didepan rumah Bunda. Alee keluar mobil sambil membawa tas kantornya.

"Sore Mas Alee." Sapa Pak Mulyadi.

"Sore Pak Mul." Balasnya. "Cuci mobil, Pak?" Basa-basi Alee.

"Iya Mas, mau sekalian mobil Mas Alee juga?"

"Nggak usah, Pak. Mobil aku masih bersih kok. Makasih tawarannya, Pak."

"Iya Mas. Ada Mbak Dira juga sama Bulan di dalam."

"Iya Pak, aku masuk dulu ya."

"Iya Mas, selamat istirahat."

"Pak Mul juga jangan lupa istirahat."

"Iya Mas."

Alee meninggalkan Pak Mulyadi yang meneruskan pekerjaannya. Pak Mulyadi sudah menjadi supir pribadi keluarga Alee terutama Bunda, sudah sejak Alee dan Aleesa usia dua tahun, membuat Alee dan keluarga begitu menghargai dan menyayangi Pak Mulyadi.

Alee masuk kedalam rumah yang terlihat sepi. Alee dibuat heran dengan orang rumah yang tampak tak terlihat. Alee meletakkan tas kantornya diatas sofa ruang tengah, ia berjalan menuju dapur, tenggorokannya terasa kering. Terlihat beberapa sajian makanan terhidang di meja makan dan ada beberapa potongan buah didalam kulkas. Alee tak mempeduli makanan dan buah-buahan itu, ia hanya mempedulikan keberadaan istri dan anaknya yang belum ia lihat.

Alee meninggalkan dapur, berjalan menghampiri kamarnya yang dipastikan sudah di huni istri dan anaknya. Alee membuka pintu kamarnya dan meletakkan tas kantornya di atas meja samping rak bukunya, sebelum ke kamar, Alee lebih dulu mengambil tas yang sebelumnya diletakkan di sofa ruang tengah.

Alee melihat Adira sedang mengeringkan rambutnya dengan hairdryer. Alee menghampiri Adira yang sudah ia rindukan sejak tadi pagi ia tinggal kerja. Adira yang melihat Alee dari cermin pun tersenyum. Alee membalas senyum istrinya, dengan manjanya Alee duduk disebelah Adira dan menjatuhkan kepalanya diatas pundak Adira dengan tangannya sudah memeluk pinggang Adira.

Adira yang merasa kesulitan mengeringkan rambutnya pun menghentikan sejenak kegiatannya. Adira meletakkan hair dryer diatas meja riasnya. Ia mengusap pipi Alee yang terlihat sedang memejamkan matanya.

"Kenapa?" Tanya Adira lembut dengan terus mengusap pipi Alee. Alee menggeleng kepala. "Kamu udah makan?" Tanyanya lagi dan dijawab dengan gelengan kepala lagi.

Kembali Pulang [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang