Terimakasih Aleesa '2'

859 81 19
                                    

Malam ini gua dan Monica lagi di salah satu club yang ada di Bali. Kata Monica, Edwin, Adira dan Laras sedang ada di club ini. Gua rasa didalam diri Adira ada sesuatu yang dimasukkan Laras sampai-sampai Adira bisa seperti ini. Melihat pakaian Adira saja sudah buat gua tak nyaman, Adira sendiri pun terlihat sangat tidak nyaman dengan pakaian yang ia kenakan. Jelas tidak nyaman, biasanya Adira hanya menggunakan celana jeans dan kaos panjang atau kemeja, kalaupun pakai rok, tidak sependek yang sekarang ia pakai. Adira adalah gadis sopan mulai dari sikapnya sampai pada pakaiannya.

Adira duduk diantara Edwin dan Laras. Saat Edwin akan merangkul Adira, Adira menolaknya. Saat Edwin akan mencium pipi Adira, Adira kembali menolaknya dengan menjauhkan kepalanya dari Edwin. Sebenarnya Adira dapat mengendalikan tubuhnya hanya saja ia tidak dapat mengendalikan pikirannya. Adira memang sangat dingin pada laki-laki lain, pada Alee pun Adira bisa bersikap dingin yang jelas-jelas adalah suaminya, apalagi laki-laki lain yang bukan siapa-siapanya.

Adira disodorkan segelas wine oleh Laras dihadapannya, Adira menggeleng kepala sebagai tanda ia menolaknya. Bukan Laras namanya jika tidak memaksa, ia dibantu Edwin membuka mulut Adira. Adira sangat terlihat sangat tersiksa. Gua sebagai kakak ipar, sudah muak melihat adik ipar gua disiksa begitu. Gua menghampiri mereka.

Sesampainya didekat mereka, gua menarik pergelangan tangan Adira. Benar saja tatapan Adira kosong, tidak seperti biasanya yang selalu tajam. Wajahnya pun terlihat sedih. Edwin dan Laras yang melihat adanya gua, mereka sangat terkejut, terlebih Edwin. Gua menatap mereka tajam. Laras mendekat kearah gua ingin mengambil Adira dari tangan gua.

"apa aja yang udah lo berdua lakuin ke adik ipar gua?" teriak gua kencang.

Adira menatap gua bingung. Tangannya gua pindahkan kedalam genggaman tangan gua. "lo akan baik-baik aja, ada gua."

"lo siapa?" tanyanya polos.

"gua kakak kembar Alee dan lo adik ipar gua."

"Alee punya kakak?"

"diem aja deh."

"Sa, gua bisa jelasin semuanya." Ucap Edwin.

"diem lo otak sampah!!" sengit gua dengan menunjuk kearah wajahnya.

"balikin Adira, dia punya gua." Ujar Laras sambil terus berusaha mengambil Adira dari tangan gua.

"gua gak habis pikir sama lo berdua, tega lo ambil kesempatan dari sakitnya dia dan manfaatin Adira demi balas dendam kalian ke Alee."

"Ra, sini Ra, dia orang jahat. Dia gak ada bedanya sama Alee." Ujar Laras mencoba memanipulasi pikiran Adira.

Adira mencoba melepas tangannya dari genggaman gua tetapi gua tahan.

"jangan coba-coba lo lepas kalo lo gak mau mati, Ra." Adira pun diam dengan ancaman gua.

"Ra, lo gak inget semua kenangan kita selama ini, Cuma karena orang jahat ini lo coba pergi dari gua dan Budi. Lo gak inget gimana cintanya lo sama Budi. Cuma Budi yang selalu ada buat lo."

"diem lo bangsat!!!" teriak gua didepan wajah Laras.

"lo ada dendam apa sama Alee?" tanya gua pada keduanya.

"gua benci Adira karena dia udah rebut Alee dari gua. Gua gak terima Adira nikmatin kekayaan Alee. Gua ingin gua yang disebut nyonya Alee bukan Adira. Gua benci Adira!!!"

"lo denger itu Adira apa yang baru aja diucap sama bangsat ini?"

"Sonya, lo kok bilang gitu? Kok lo jahat banget sih."

Kembali Pulang [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang