[GANTI JUDUL *TAKE YOU HOME*]
Sejauh apapun jarak yang kamu buat, kamu akan tetap kembali padaku. Kalaupun kamu tidak tau jalan pulang, aku akan menjemputmu untuk pulang bersamaku!
SEKUEL : RASA UNTUK ALEE
#7 - Rindu (dari 1.47K cerita)
#37 - Fiksi...
Adira tersenyum lalu menganggukkan kepalanya yakin.
"Gue nggak apa-apa. Sekarang kita siap-siap, gue yakin Alee lagi jalan pulang."
Adira mematikan semua lampu di rumah, menandakan tidak ada orang dirumah. Sebenarnya hatinya sakit, tapi ia sudah menerima dengan lapang dada. Adira tau dan yakin, jika masalalu Alee tidak akan dapat ia hapus, sepintar apapun masalalu Alee, seburuk apapun Alee dulu, tidak membuat hatinya mati untuk tetap mencintai laki-laki itu, laki-laki yang sudah menemaninya hampir tiga belas tahun. Adira hanya dapat menerima masalalu Alee, memaafkan yang telah terjadi. Setiap manusia pernah melakukan khilaf dan kesalahan, termasuk dirinya.
Adira menghela nafas panjang, menetralkan deru nafasnya yang terasa sesak. Hatinya masih sakit, karena ia mengetahui semua ini bukan dari Alee melainkan dari orang lain. Adira tau, mengapa Alee tidak memberitaunya karena Alee tidak ingin dirinya sakit hati, pada intinya Alee masih menjaga hatinya. Adira hanya dapat menerima dan memaafkan. Adira hanya ingin bahagia bersama Alee hari ini, esok, nanti dan selamanya, begitulah janji Adira pada dirinya sendiri. Ia tidak akan pernah meninggalkan Alee hanya karena kesalahan Alee. Adira masih ingat semua kebahagiaan yang telah Alee berikan untuknya. Adira hanya ingin Alee, seperti Alee ingin dirinya.
Adira tertawa setelah mendengar suara mobil berhenti tepat didepan rumahnya. Ia menoleh kebelakang lalu menganggukkan kepalanya. Memberi aba-aba kepada semua orang yang ada dibelakangnya. Rasanya Adira ingin tertawa, menertawakan hatinya yang pernah dipermainkan Alee.
Ckleekk!
"HAPPY BIRTHDAY, ALEE!"
Alee terdiam, seluruh tubuhnya terasa kaku, kakinya sangat lemas, untuk tetap berdiri tegak pun rasanya tidak bisa. Ia melihat Adira---istrinya tengah tersenyum dengan kue dikedua tangannya dengan lilin menyala dan tulisan Happy birthday. Alee menatap seluruh manusia yang ada dibelakang istrinya, termasuk adanya Aleesa, Kai, Iqbhar, Libra dan Camelia.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Alee mengendus kesal menatap istrinya yang sedang tertawa, tanpa membuang waktu ia berhambur kedalam pelukan istrinya, menyembunyikan wajahnya dibalik tengkuk istrinya, dan menangis.
Aleesa yang berdiri tepat dibelakang Adira pun dengan sigap mengambil kuenya agar tidak jatuh. Semuanya tersenyum bahagia melihat Alee memeluk Adira. Selama mereka mengenal Adira dan Alee, mereka hampir tak pernah melihat Alee dan Adira berpelukan, bahkan untuk saling bergandengan tanganpun sangat amat jarang terlihat.
Adira yang merasakan lehernya bahas dan mendengar isak tangis dari suaminya hanya dapat tersenyum sembari tangannya mengusap punggung suaminya dengan lembut.
"Maaf ya." Ucapnya tulus.
Alee membalas dengan gelengan kepala. "Lo buat gue takut, Ra." Lirih Alee.
"Udah kali pelukannya." Celetuk Iqbhar.
Adira mencoba melepas pelukannya tetapi tidak dengan Alee. Alee menggeleng kepalanya, memberi tanda ia belum ingin melepas pelukannya.
"Maaf, Ra. Jangan tinggalin gue. Janji nggak akan lagi."
Adira menoleh kebelakang, meminta yang lain untuk duduk di sofa. Semuanya pun meninggalkan Adira dan Alee yang masih tak melepas pelukannya.
"Udah ah lepas, pengap tau." Ujar Adira mencoba melepas pelukannya.
Akhirnya Alee pun melepas pelukannya. Ia menghapus sisa air mata dipipinya. Wajah Alee terlihat sangat kacau. Ia menatap istrinya yang tengah tersenyum, matanya masih terlihat sembab. Melihat Alee menatapnya dengan tatapan sendu, Adira memukul dada Alee cukup kencang sampai Alee batuk.
"Sakit, bodoh!"
Adira tersenyum lalu mengecup pipi Alee cukup lama. "Selamat ulang tahun, Ayahnya Bulan. Aku sayang kamu, selamanya!" Ucapnya tulus lalu memeluknya.
"Lo ngerjain gue?"
Adira tertawa lalu mengangguk. "Untuk pertama kalinya gue rayain ulang tahun lo, he he he."
"Lo buat gue hampir mati, Ra." Decak kesal Alee.
Adira tertawa lalu mengandeng Alee menuju sofa yang sudah penuh dengan manusia yang sudah rela menjadi sukarelawan. Alee menatap semuanya dan yang lain hanya tertawa kencang. Mata Alee tertuju pada Camelia dan Kai yang duduk sampingan. Lalu menatap Adira bingung.
"Kok ada mereka?" Tanyanya.
"Kenapa? Nggak boleh ajak mantan lo?" Sindir Adira, yang lain tertawa.
"Lo berdua ngapain disini?" Sinis Alee.
"Udah lo duduk, kita makan-makan dulu. Laper kali seharian ngedekor rumah ini." Ucap Aleesa santai.
"Eh kok lo disini? Lo harusnya jangan kemana-mana, bodoh!" Sinisnya lagi pada Aleesa.
"Gue mau ngerayain ulangtahun gue kali."
"Eh sumpah gue nggak tau kalo gue ulang tahun!" Geramnya pada Adira. "Nggak penting banget sumpah. Udah tua juga, Ra!"
"Udah ah, bawel lo, duduk."
"Bulan mana?"
"Di bawa sama pengasuhnya Adlan, Lee." Jawab Sona.
"Lo utang cerita, Adira!"
---ALEE X ADIRA---
Lanjut lagi nih yaaak
langsung di update semua niiihhhh biar pada puassss
siap-siap perpisahaannnn
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.