FINAL !

616 29 18
                                    

Tidak terasa hari ini sudah lebaran. Suara takbir sedari semalam sudah berkumandang sampai pagi ini pun takbir terus berkumandang membuat hati terasa berat harus melepas bulan penuh berkah ini. Tadi malam jam 10 mereka semuanya pulang kerumah mereka masing-masing. Iqbhar dan LIbra pulang ke Bandung untuk kerumah Ibu. Ternyata mereka sudah ke Bandung seminggu yang lalu. Camelia, Kai, James dan Ivana pergi menginap di hotel karena pagi ini mereka akan pulang ke Paris dan Itali sesuai rumah mereka. Aku sudah siap dengan pakaian lebaran yang sengaja aku pesan di Sona untuk membuat empat. Aku dan Bulan bentuk gamis sedangkan, Alee dan Bimaa dalam bentuk baju koko. Alee sedang mandi dan aku harus membangunkan kedua anakku.

Masuknya aku kedalam kamar Bulan, ia sedang memakai bajunya dan tersenyum. Ternyata ia sudah bangun dan sudah mandi.

"Bia kira belum bangun." Kataku didepan pintu kamarnya.

"Udah dong, kan semalem Bia bilang kita mau sholat ied." Jawabnya.

"Yaudah Bia ke kamar Bimaa dulu."

"Oke."

Aku pergi meninggalkan kamarnya menuju kamar Bimaa. Saat aku membuka pintu kamarnya, Bimaa baru saja keluar dari kamar mandinya dengan handuk membelit tubuhnya dan rambutnya masih basah sampai menetes di lehernya. Aku menghampirinya, membantunya mengeringkan rambutnya.

"Tumben udah bangun." Kataku sembari membantunya mengeringkan rambut basahnya.

"Kan semalem Bia bilang kita mau sholat ied." Jawabannya seperti Bulan.

"Mandinya bersih nggak nih?"

"Bersih kok, pake sabun sama sampo. Sikat gigi juga."

Aku tidak menjawab ucapannya. Aku mengambil bajunya didalam lemari dan juga mengambil minyak kayu putih untuk tubuhnya agar tetap hangat. Aku membantunya memakai pakaiannya setelah selesai aku membawa Bimaa keluar dan memintanya untuk menunggu aku dan Alee di ruang tengah.

Masuknya aku kedalam kamar, bersamaan dengan Alee yang baru saja keluar kamar mandi dalam bentukan seperti Bimaa, menggunakan handuk di pinggangnya dan handuk kecil untuk mengosok rambutnya yang masih basah.

"Lo mandi apa ngapain sih? Lama banget kayak anak perawan." Kesalku mengambil handuk kecilnya untuk membantunya mengeringkan rambutnya.


"Lo dulu masih perawan mandinya cepet? Kenapa udah jadi Ibu mandinya lama?" Balasnya tak menyambung.

"Udah kering nih rambutnya. Keringin badan kamu, biar aku ambil baju sama celananya."

"Siap Nyonya."

Alee mengeringkan badannya dengan handuknya, lain denganku yang mengambil bajunya dari dalam lemari.

"Nih pake." Pintaku dengan menyodorkan baju dan celananya. Setelahnya aku menyiapkan mukena dan sajadah untuk dibawa ke masjid.

"Kancingin." Pintanya dengan menyodorkan tubuhnya. Untuk memperingkat waktu aku mengancingi bajunya yang sama seperti Bimaa.

"Rambutnya sisir." Kataku setelah mengancingi bajunya.

Alee mengambil sisir lalu menyisir rambutnya setelahnya ia berantakin sedikit dengan jemari tangannya. Terakhir ia pakai peci putih.

"Yuk kita sholat."





ALEE X ADIRA





Jam 7 lewat sholat ied sudah selesai. Aku, Alee, Bulan dan Bimaa baru saja sampai rumah. Bimaa dengan riangnya membuka pagar rumah dibantu Alee yang takut anaknya terjepit. Kami pun masuk kedalam rumah. Bulan sudah duduk di sofa yang akan menjadi tempat sungkem setiap tahunnya bersama Bimaa duduk disebelahnya. Aku melihat kedua anakku sudah besar, membuat aku terharu. Lagi-lagi aku teringat dulu perjuanganku untuk bersama Alee yang kini menjadi Ayah mereka.

Kembali Pulang [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang