Pulanglah.

854 76 25
                                    

Pasto - Aku Pasti Kembali

aku hanya pergi tuk sementara

bukan tuk meninggalkanmu selamanya

aku pasti kan kembali pada dirimu

tapi kau jangan nakal

aku pasti kembali

---ALEE X ADIRA---

Cklekk...

Kita semua menoleh kearah pintu dan kita sangat terkejut melihat dua perempuan yang sangat gua cintai. Kita semua berdiri memnyambut kedatangan mereka. Gua hanya dapat diam tanpa bertindak untuk mendekati atau memeluknya.

Pertama yang gua liat adalah mata bengkaknya dan hidung merah, bertanda sekali kalau dia habis menangis. Semakin dekat dengan gua, gua menundukkan kepala gua, gua tak berani mendapatkan reaksi darinya.

Plukk...

"Alee...maafin gua, maaf hiks...hiks...hiks."

Gua sangat terkejut, tubuh gua kaku bagaikan patung sangat sulit untuk digerakkan.

"Alee...maafin aku, aku mohon maafin aku."

"kamu gak mau peluk aku? Kamu marah sama aku?"

"mending kalian kehalaman belakang aja deh, atau siapin penyambutan kedatangan Adira dan kasih waktu Alee sama Adira berdua dulu."

"kok Adira bisa sama lo, Sa?"

"nanyanya nanti aja ya, gua mau kekamar dulu, lelah abis dari Bali jemput adik ipar dan bunuh orang."

Aleesa pergi meninggalkan ruang TV. Mereka semua pun pergi ke halaman belakang, meninggalkan gua dan Adira. Adira sendiri masih meluk gua erat dengan tangisannya yang terdengar, wajahnya sendiri, ia sembunyikan didepan dada gua.

"kamu marah sama aku, Lee? Jawab aku, Lee."

"ini beneran kamu, Ra?" lirih gua masih tak percaya Adira kembali kedalam pelukan gua.

Darimana Aleesa bisa menemukan Adira dan bagaimana caranya Aleesa membawa Adira pulang?

"bales pelukan aku, Lee."

Dengan cepat gua membalas pelukannya begitu erat, gua menyembunyikan wajah gua dibalik lehernya. Gua menangis bahagia karena istri gua sudah kembali kedalam pelukan gua.

"maafin aku, Lee. Maaf."

"iya Ra...maafin aku gak bisa jaga kamu, gak bisa bahagiain kamu."

"Alee maaf."

"udah ya nangisnya, nanti dada kamu sakit, nafas kamu juga kedengeran gak teratur." Ucap gua memberikan ketenangan dengan terus mengusap punggungnya.

"maafin aku dulu."

"kamu gak perlu minta maaf, Ra, kamu gak punya salah apapun."

"pokoknya maafin aku dulu." Paksanya.

"iya...iya aku maafin."

Adira melepas pelukannya lalu mengusap bekas air matanya yang masih terus mengalir dipipinya. Gua tertawa pelan melihatnya menangis. Gua mengajaknya duduk di sofa dengan duduk berhadapan. Gua ikut mengusap air matanya lalu merapikan rambutnya yang saat ini sudah ada warna lain, bukan hanya warna hitam seperti biasanya, tetapi kini ada warna pirang disela-sela rambut hitamnya.

Gua mengusap pipinya untuk memastikan kalau yang ada dihadapan gua adalah Adira, istri gua sendiri, gua hanya takut sedang berhalusinasi karena begitu menginginkan Adira kembali.

Kembali Pulang [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang