SPESIAL #9

443 31 12
                                    

Part terakhir bakal di publish setelah lebaran ya :)

ini sengaja di panjangin biar nggak bosen nunggunya.

kalo cerita ini tembus 30K, gue usahain bakal lanjutin lagi dan RASA UNTUK ALEE bakalan gue publish lagi :)

maap-maap aja nih, gue itu manusia labil jadinya plinplan wkwkwk

BTW, BULAN SAMA BIMAA UDAH TEMBUS 1K! GILAK SENENG BANGET GUE :)

Jangan lupa baca PELUK DALAM PELIK & TINGGAL KENANGAN ya gengs :)




ALEE X ADIRA









Sejak pagi aku dan Alee hanya berdua dirumah tidak ada Bulan dan Bimaa. Kedua anakku dibawa Sona dan Nukha. Bulan bersama Sona dan Bimaa bersama Nukha. Tadi pagi Adlan merengek ingin mengajak Bulan pergi untuk mengunjungi keluarga Eki yang ada di Bekasi, jadilah Bulan diajak dan anaknya pun setuju untuk ikut. Adlan, Farqa dan Bulan memang sangat dekat. Aktifitasku dan Alee hanya menonton tv dan itu sangat membosankan. Tiba-tiba terbesit ideku untuk mengerjai Alee. Aku yang sedang duduk disamping Alee pun menoleh kearahnya.

"Hmm, Alee."

"Hmm." Sahutnya hanya dehemannya saja karena matanya sedang fokus pada handphone.

"Alee Arseno!"

"Apa sih?"

Aku yang tidak mendapat respon baiknya, aku pun masuk kedalam pelukannya dan kepalaku menghalangi gamenya yang ada ditangannya. Jadilah mataku dan matanya bertemu.

"Apa? Lo ganggu game gue, Ra."

"Aiihhh... game mulu lo." Decakku. "Nikah saja sana sama game lo."

"Kenapa sih?" Tanyanya tetap melanjutkan gamenya dengan handphonenya diatas kepalaku.

"Main---"

"Ayo kalo mau main. Sekarang? Mumpung nggak ada anak-anak."



Bip!





"Aw!"



Ringisnya setelah pipinya aku gigit. Aku mengalungkan tanganku dilehernya agar Alee memperhatikanku. Aku benar-benar tidak suka dengan gamenya.

"Maskeran yuk." Ajakku sembari menyingkir darinya dan mengambil handphonenya.

"Males ah." Tolaknya sembari mencoba mengambil handphonenya.

"Maskeran atau gue banting handphone lo?"

"Gue hamilin lagi lo, Ra!"

"Cuma maskeran kenapa males banget sih? Biar muka lo tetep cakep, Lee!"

"Gue nggak maskeran juga tetep ganteng. Bahaya kalo gue tambah ganteng, nanti disangka orang gue masih bujang."

"Bujang lapuk lo!" Pekikku sembari menarik tangannya untuk ikut denganku masuk kedalam kamar.

"Lo ngapain ke kamar sih?" Bingungnya.

"Udah lo diem aja."

Alee hanya duduk disofa kamar melanjutkan gamenya sedangkan, aku menyiapkan masker untuknya. Setelah selesai, aku menghampirinya, merampas handphonenya dengan kasar. Aku buang keatas kasur.

"Handphone gue bangke!" Pekiknya setelah handphone mendarat dengan sempurna diatas ranjang.

Kekesalannya tidak aku respon. Aku berdiri didepannya membuat Alee lebih mudah memeluk pinggangku. Aku tidak memberontak, aku membiarkannya memeluk pinggangku. Aku mengambil kapas untuk membersihkan wajahnya sebelum aku maskeri. Setelahnya aku mengolesi masker diwajahnya dengan rata. Selama aku mengolesi masker, matanya terus menatapku teduh. Aku suka tatapannya tetapi itu membuatku salah tingkah.

Kembali Pulang [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang