ADIRA, MAAF.

499 27 8
                                    

"Lo pulang aja sekarang. Tiketnya udah gue pesan, keberangkatan jam 9."

"Ini masih jam 6, nanti Alee marah-marah karena tidurnya aku ganggu."

"Dia nggak akan marah kalo bilangnya langsung pulang."

"Aku bilangnya apa ini?"

"Bilang aja client batalin janjinya, di ganti lain waktu gitu. Lo udah pesan tiketnya juga."

"Beneran ini?"

"Iya Camelia! Cepat! Kemungkinan jam 12 udah sampe sini."

"Nyo---"

"Hmm."

"Ra---"

"Gue tutup ya, bye!"

Camelia berdengus kesal. Sebenarnya ia takut untuk membangunkan Alee pagi-pagi begini. Kemarin siang saja ia sudah ditatap tajam apalagi pagi-pagi begini. Tapi demi tugas negara, ia harus melaksanakan tugasnya. Camelia yang sudah rapi pun langsung pergi ke kamar Alee yang hanya beda tiga kamar.

Didepan kamar Alee, ia terus mengumpulkan tenaga dan kekuatannya.

Tok! Tok! Tok!

"Alee... ini aku, Camelia."

Tok! Tok! Tok!

"Alee, kita---"

Ckleekk!

"Apa sih? Berisik!"

Camelia menelan salivanya dengan susah payah. Pagi-pagi begini, kenapa Alee terlihat semakin ganteng padahal baru bangun tidur belum juga mandi, tapi tidak membuat Alee kehilangan auranya. Camelia menghela nafas panjang, lalu memberanikan diri menatap Alee.

"Client membatalkan janjinya lagi. Di ganti di lain waktu, jadi sekarang kita sudah bisa pulang."

Alee melototkan matanya, membuat Camelia semakin takut. "Dia selalu seenaknya aja batalin janji! Dia pikir untuk sampai disini nggak pake biaya! Akan aku putuskan kerjasama dengan perusahaannya!" Geram Alee.

"Lalu?"

"Kita pulang sekarang, tiket pesawat sudah aku pesan, berangkat jam 9."

"Cihh... Kamu juga selalu seenaknya ambil jam sepagi itu."

"Bukan aku yang pesan, tapi Pak Dion."

"Baiklah, baiklah. Aku siap-siap dulu. Satu jam lagi kita pulang."

"Iya, aku kekamar dulu."

Tanpa menjawab, Alee menutup pintu kamarnya, membuat Camelia berdengus kesal. Tanpa menunggu lama-lama Camelia kembali ke kamarnya untuk bersiap-siap.

---ALEE X ADIRA---

"Ra, aku udah dijalan pulang. Kamu jalan sekarang aja."

"Loh kok pulangnya cepet? Katanya meetingnya pagi, gimana sih, Lee?"

"Si bangsat batalin janjinya. Sebentar lagi juga gue batalin kerja samanya!"

"Kasar banget sih itu mulut!"

"Yaudah lo jalan sekarang aja, gue udah mau check in!"

"Iya."

Tut!

"Lo gilak ya, Ra?"

"Udah ya, gue titip rumah. Mungkin jam 3 gue baliknya, kalian standby aja pokoknya!"

"Hati-hati."

Adira pergi dengan kunci mobil ditangannya. Ia akan segera bertemu suami tercintanya. Sepanjang jalan menuju bandara, Adira terus tersenyum lalu tertawa lalu berdengus kesal. Ia yang merencanakan, ia juga yang sakit hati. Adira pun menyalakan radio untuk menemani perjalanan panjangnya.

Kembali Pulang [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang