Penguntit.

540 37 2
                                    

“tadi gua liat Adira dikantin sama gengnya.” Lapor Edwin ke gua.

“lo suka sama Adira?” tanya gua langsung.

“nggak lah, dia kenal gua juga nggak.” Jawabnya seperti kemarin.

“kalau lo suka dia, kenapa nggak lo deketin aja.”

“nggak lah.”

“lo kayaknya tau banget tentang dia, kalau suka ya pepetlah jangan lo kenalin ke gua.”

“lo aja yang pepet.”

“nanti kalau gua pepet, lo ikutan pepet lagi. Gua nggak mau kita suka satu cewek lagi.”

“nggak, Lee.”

Gua hanya angguk kepala tanpa niat bicara lagi sama dia.

Dulu gua sama Edwin pernah suka satu cewek, gua deketin cewek itu dan ternyata Edwin juga deketin cewek itu. gua cerita ke Edwin kalau gua mau nembak cewek itu tapi kata Edwin jangan, dia udah ada yang punya. Begitu katanya. Gua mundur, gua gak mau rusak hubungan orang. Besoknya Edwin cerita kalau dia nembak cewek itu dan ditolak. Cewek itu bilang kalau dia suka sama gua. Gua bingung, kata Edwin, dia udah ada yang punya ternyata yang dimaksud Edwin adalah cewek itu dia yang punya. Saat itu gua gak pernah mau kenalan sama cewek lagi.

“lo chatan sama Adira?”
Gua toleh ke Edwin yang duduk tepat disamping gua.

“nggak.” Jawab gua. Ya memang gua nggak chatan sama dia.

“dia orangnya gimana?”

“cuek banget.”

“nggak jauh beda sama lo” balasnya “cocok lo berdua.”

“alah, dulu juga lo ngomongnya gua cocok sama ini lah, sama itulah tapi ujung-ujungnya juga lo tikung.”

“ha ha ha baper banget lo.”

“bodo sat.”

---ALEE X ADIRA---

Dari ujung kantin, gua liat Adira dan dua temannya lagi makan ketoprak. Dari ujung mata gua, gua liat dia ketawa-tawa sama dua temannya itu. kesan cuek dan dingin dia yang gua rasa sangat bertolak belakang. Bisa gua simpulin kalau Adira akan cuek dan dingin sama orang yang gak dia kenal tapi kalau udah kenal dia akan lebih terbuka, yap, gua rasa begitu.

“eh Adira nggak kekantin, Lee?”

“nggak tau.” Jawab gua malas.

“tanya lah.”

“nggak penting.”

“ah entar juga lo luluh.”

“bacot.”

---ALEE X ADIRA---

Sepulang sekolah gua liat Adira dan dua temannya itu lagi di pendopo yang ada diparkiran. Mereka lagi bercanda-canda tapi mukanya Adira sesekali datar. Gua merasa kalau Adira itu punya kepribadian ganda. Seragamnya dibalut jaket jeans dengan rambut dijepit, beda dengan dua temannya yang rambutnya terurai layaknya cewek sungguhan.

“eh itu Adira.” Kata Edwin selagi gua pakai helm.

“terus?”

“nggak mau lo samperin?”

Gua natapnya selidik. “kalau lo suka dia, lo deketin aja, jangan lo suruh-suruh gua terus.”

“nggak lah.”

“yaudah gua duluan, gua mau jemput Lesa dulu.” Kata gua pamit ke Edwin.

“salam buat Lesa.”

“alah, Cuma beda tiga rumah segala titip salam lo setan.”

-

--ALEE X ADIRA---

“lama banget sih lo, mantan gua udah pulang duluan.”

“masih mending gua jemput lo bar-bar.” Balas gua sengit pada Lesa yang ngomel-ngomel.

“sebagai hukumannya lo harus nemenin gua ke mall.” Ucapnya sembari naik keatas motor.

“Nggak.”

“ke mall!!”

“Nggak.”

“ke mall atau gua teriak lo mau perkosa gua.”

Gua melongo dengan ancamannya. Bagaimana mungkin gua perkosa manusia bar-bar kayak dia.

“nggak lucu!”


Dengan bayaran yang mengiurkan akhirnya gua terima tawaran dia untuk nemenin dia ke mall. Dia Cuma bilang mau beli kabel data sama headset aja terus pulang. Tawarannya adalah dia mau kerjain tugas gua.

Tangan gua terus ditarik kesana kemari sama si Aleesa. Belum gua masuk kedalam toko yang dimaksud Aleesa, gua liat Adira baru aja masuk kedalam gramed sama satu temannya yang lebih tinggi dari dia, yang namanya gak gua tau.

“Alee, ayo masuk.” Ucap Aleesa sambil narik tangan gua untuk masuk kedalam toko.

“Gua nggak bisa tunggu diluar aja?” tanya gua yang malas ngikutin dia.

“nggak.” Jawabnya cepat. “nanti disangkanya gua jomblo walaupun nyatanya gua lagi jomblo.”

“kayaknya lo malu banget dengan status jomblo?”

“bukan malu, tapi masa cewek secantik gua dianggurin gini, mubazir, Lee.”

“alah buat apa cantik kalau gampangan.”

“gua bukan gampangan, tapi gua gak mau nyakitin hati cowok yang udah suka sama gua.” Balasnya santai “gua gak mau dapet karma, karena katanya karma itu menyakitkan.”

“gua gak pernah ngerti sama jalan pikiran lo yang dangkal itu.”

“nggak apa-apa, yang penting gua cantik."

“bodo amat.”

“lo kalau cari cewek itu yang cantik tapi jangan sampai kalahin cantik gua.”

“gua nggak liat fisik, yang penting buat gua nyaman dan bahagia aja.”

“nggak usah muna, Lee. Mana aja jaman sekarang cowok nggak liat fisik.” Ucapnya meremehkan gua. “pertama yang diliat cowok pasti fisik dulu.”

“jangan samain gua sama cowok-cowok lo.”

“lo yakin nggak liat fisik?” tanyanya selidik.

“iyalah.” jawab gua cepat “buat apa cantik, fisik sempurna kalau nggak nyaman.”

“nanti kalau diajak kumpul keluarga apa lo nggak malu kalau cewek lo nggak cantik?”

“bagaimanapun fisik dia, kalau gua nyaman dan gua sayang dia. Gua yakin gua akan bangga sama dia buat nunjukin kesemua orang.” Kata gua serius “gua akan bilang, dia milik gua.”

Aleesa menatap gua lekat lalu mengapit lengan gua “andai aja lo bukan adik gua, udah gua pacarin lo.”

Dengan cepat gua tepis tangannya “gua yang nggak mau pacaran sama lo.”

“jahat.”

“ayo ah pulang.” Kata gua sambil narik tangannya.

“bayarin.” Rengeknya.

“nggak.”

“yaudah nggak pulang.” Ucapnya sambil melangkah pergi keliling rak aksesoris.

Langsung aja gua tarik tangannya ke kasir dan gua kasih dompet gua ketangannya.


Keluarnya gua dari mall, gua kembali liat Adira dan temannya dipinggir jalan seperti nunggu seseorang. Adira hanya duduk diatas motornya sedangkan temannya berdiri. Gua berhenti tak jauh dari dia dan tak lama datang cowok dengan motor CB200 yang udah di modif. Cowok itu  buka helmnya dan gua tau cowok itu anak kelas 10.2, anak kelas sebelah gua. Pasti dia pacarnya temannya Adira karena temannya Adira naik keatas motor cowok itu. Adira tos sama temannya dan cowok itu lalu temannya Adira pergi ninggalin dia yang lagi pakai masker dan headset ke telinganya, terakhir dia pakai helm.
Gua rasa Adira tidak pernah lepas dari headset karena setiap gua liat dia, dia selalu pakai headset, mungkin dia pecinta musik.

“kenapa? kok berhenti?”

Lamunan gua tentang Adira buyar ketika Aleesa memeluk gua erat dengan suaranya yang cempreng.

“nggak.” Jawab gua lalu menghidupkan mesin motor.

---ALEE X ADIRA---
Kita flashback dulu yaaaa
10072019

Kembali Pulang [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang