Sangat Cinta Istri.

405 21 16
                                    

Sudah sedari sepuluh menit yang lalu jam istirahat berjalan tetapi selama itu juga Alee tak keluar dari ruangannya membuat Camelia bingung. Ia sudah lapar tetapi bosnya tak juga menunjukkan tanda-tanda istirahat. Camelia sudah memesan makan yang ia pesan melalui jasa antar makan online, yang jelas untuk dirinya dan juga bosnya. Camelia hanya berusaha untuk lebih dekat dan akrab dengan Alee kembali seperti dulu. Tetapi jauh didalam hati kecilnya tidak ada sedikitpun rasanya untuk merebut Alee dari Adira. Camelia sangat menghargai Adira, Camelia tidak ingin merebut hak yang bukan miliknya, misalnya suami orang! Camelia hanya ingin mencoba dekat dengan bosnya saja, tidak lebih.

Camelia yang sudah sangat lapar pun mencoba menghubungi Alee melalui telpon yang akan terhubung ke ruangan Alee. Cukup lama tak dijawab, akhirnya tersambung...

"Iya?"

Camelia menghela nafas panjang. "Aku sudah lapar, Tuan!" Ucapnya langsung.

"Lalu? Apa hubungannya dengan aku?"

"Aku tidak mungkin makan, kalau bosku sendiri masih berkutik dengan pekerjaannya!"

"Istriku tidak membawakan aku makanan. Aku juga tidak lapar!"

"Sudah aku pesankan makanan untukmu dan juga untukku."

"Tidak perlu repot. Aku tidak makan!"

"Aku masuk!"

"Masuk kemana?"

"Ruanganmu! Masuk kemana lagi pikirmu!"

"Aku sibuk. Jangan ganggu!"

"Tidak peduli! Kamu harus makan bersamaku!"

"Aku tidak akan mati kalau tidak makan, Lia!"

"Kalau kamu mati, siapa yang akan menggajiku!"

"Sudah aku bilang, aku tidak akan mati!"

Camelia mematikan telponnya. Ia tertawa pelan, ia selalu menang jika urusan maksa memaksa. Ia membawa dua kotak makanannya kedalam ruangan Alee. Tanpa mengetuk pintu sang bos, Camelia menerobos masuk.

Alee yang melihat tingkah sekretarisnya hanya berdecak kesal. Alee tidak peduli dengan kehadiran Camelia yang sudah duduk di sofa sembari menyiapkan makanan. Alee tetap melanjutkan pekerjaannya.

"Alee, makanlah dulu. Sudah aku siapkan."

Tanpa menatap Camelia, Alee tetap fokus pada laptopnya. "Sudah aku bilang, aku tidak lapar! Makan saja sendiri!" Ketusnya.

"Oh kamu nantangin aku? Baiklah! Aku akan tetap disini tanpa menyentuh makanan ini sebelum kamu ikut makan!"

Alee berdecak kesal. Ia benar-benar lupa siapa Camelia! Gadis yang tidak memiliki rasa takut dengan apapun, selain Tuhan! Camelia akan menantang sesuatu jika itu ia anggap benar, tetapi jika ia anggap salah, ia akan mengalah. Alee sudah tahu betul sifat dan tabiat Camelia karena ia pernah bersama Camelia selama hampir satu tahun.

"Baiklah! Aku akan makan. Aku selesaikan pekerjaanku dulu."

Camelia tersenyum, ia kembali menang melawan bosnya. "Oke! Aku tunggu kamu!"

Alee kembali berkutik dengan laptopnya, sampai akhirnya handphonenya berdering, menandakan telpon masuk, yang tak lain adalah istrinya---Adira. Alee melirik Camelia dan handphonenya bergantian. Situasi seperti ia tertangkap sedang selingkuh. Karena terlalu lama tak menjawab telpon, akhirnya Adira menyudahinya. Belum Alee bernafas, telponnya kembali berdering, menampakkan jelas nama istrinya---Ibunya Bulan.

"Kamu diam! Jangan sedikitpun bicara. Istriku menelponku!"

"Tidak perlu takut seperti itu. Kamu terlihat seperti suami tertangkap sedang selingkuh, Alee!"

Kembali Pulang [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang