3. Heart Break

7.6K 829 127
                                    

Hari ini adalah acara pernikahan Risa, sepupu Acha. Hari yang menjadi tujuan utama datangnya Acha ke Jakarta.

Acha sudah siap dengan kebayanya, dengan make up yang natural, ia sangat cantik hari ini. Cewek itu berdiri di sebelah Risa, mendampingi sepupunya itu sebelum naik ke pelaminan.

Acha adalah sepupu yang paling dekat dengan Risa. Pembawaan Acha yang supel, ramah, lembut, membuat siapapun nyaman didekatnya. Itulah kenapa, ia dekat dengan semua sepupunya, termasuk Risa dan Fajar.

Hari ini Fajar juga datang. Abangnya itu mengenakan jas abu-abu dengan pita di dadanya. Terlihat sangat tampan. Yah, abang siapa dulu?

"Halo abang ganteng," sapa Acha ketika Fajar datang menghampirinya.

"Heh, ini anak kecil pinter bener godain cowok ganteng. Belajar darimana?"

Acha tertawa, "Yang ngajarin kan abang. Kalo abangnya raja gombal, adeknya pasti ketularan."

Mendengar itu, Fajar jadi mendumal sendiri. Kena lagi deh dia!

"Jar, temen-temen kamu dari pelatnas udah pada dateng tuh. Samperin gih," kata tante Melin, mama dari Risa sambil lewat dengan anggunnya.

"Aduh tante, cantiknyaaa," Acha memang begitu, cewek ini sangat pandai mengambil hati orang-orang disekitarnya. Itu kenapa pribadinya banyak disukai orang.

"Wuih iyadong, Acha juga kan cantiknya karena ketularan tante ini," jawab tante Melin seraya tertawa kecil.

"Jelek gini, tan," Fajar menepuk2 pelan kepala Acha, "Abang nyamperin kawan dulu, dek."

"He'em"

Acha tersenyum, dengan polesan make up sederhana hari ini ia sangat terlihat cantik. Kulitnya putih bersih, wajahnya pun sangat cerah dan fresh karena sering dibasuh air wudhu. Bahkan, siapapun yang lewat pun pasti akan menoleh dua kali melihat betapa cantiknya Acha hari ini.

Tanpa ia sadari, di pintu masuk seorang cowok dengan setelan jas abu-abunya, menatap dari kejauhan. Menatap sejak tadi, bahkan sejak Fajar menepuk kepala Acha dengan pelan dan penuh sayang.

***

Akad selesai. Selanjutnya akan dilangsungkan resepsi pernikahan. Acha telah berdiri di posisinya. Ia kebagian panitia konsumsi bagian pondok pempek. Tidak hanya sendiri, Acha juga ditemani oleh sepupu yang lainnya, Nada dan Fira.

"Ehem,"

Acha mendongak, mendapati abangnya memandang jahil sambil bersandar pada tiang pondok.

"Apaaaaaaaa?"

Fajar terkekeh kecil, "Panjang bener ya 'apa'nya," cowok itu kemudian menegakkan tubuhnya, "Mau pempek dong dek."

"Ambil sendiri ah bang, Acha sibuk."

"Ck," Fajar melirik sepupunya yang lain, "ambilin dong, Nad."

Sambil menunggu, Fajar mendekat pada Acha, "Dek, ikut abang bentar yuk?"

"Hah? Kemana?"

"Kenalan sama walikota," celetuk Fajar dengan bibirnya yang berkedut-kedut menahan tawa, "mau gak?"

Acha mengernyit, maksudnya apa?

"Siapa tau kamu nyangkut," ujar Fajar lagi sambil menaik turunkan alisnya.

Acha memutar matanya, "Gak mau ah bang! Nyangkut apaan coba! Acha gak mau jadi istri kedua atau ketiga atau keempat atau kelim-"

Taaruf | Rian ArdiantoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang