22. Lovey Dovey

6.2K 756 251
                                    

HAIIII
So sorry telat update, dan malah up tengah malem gini :(

Ada yang masih idup kah?

Selamat membaca semoga masuk mimpi hehe~

***

"Ayo kita taaruf!"

Acha tersentak. Cewek itu benar-benar terkejut dengan apa yang Rian ucapkan. Saking terkejutnya sampai bingung mau jawab apa.

Melihat Acha yang hanya diam terpaku menatapnya tanpa berkedip, Rian langsung bingung sendiri. Cowok itu menggaruk tengkuknya, "Eh, gak mau ya?"

Acha masih diam. Dan diamnya cewek itu membuat Rian jadi panik.

"Cha, kalo gak mau bilang aja! Jangan diem doang sayanya deg-degan ini nungguin kamu jawab!"

Mereka berdua saling tatap, tetapi dengan berbeda ekspresi. Rian yang wajahnya panik sekaligus gugup dan Acha yang tiba-tiba speechless.

Acha diam bukan berarti ia tidak mau, ia hanya bingung harus jawab apa. Pernyataan ini terlalu cepat untuknya.

"Eum, mas-"

"Stop stop! Saya gak sanggup dengernya. Udah udah!" Rian mengibas-ibaskan tangannya, "Ya udah gak papa, nanti saya coba lagi kalo kamu udah mau sama saya."

Loh kok? Acha kan belum jawab apa-apa.

Rian bangkit, "Cha saya nyari minum bentar. Kamu tunggu disini aja ya biar gak kepanasan."

Cowok itu langsung buru-buru pergi. Meninggalkan Acha yang bahkan belum sempat ngomong apa-apa. Acha jadi bingung sendiri, kenapa kesannya Rian kayak mau kabur gitu?

Acha mengedarkan pandangannya ke penjuru taman. Banyak orang berlalu lalang, tapi semuanya adalah orang sakit dengan beberapa perawat yang menemani. Yah, memangnya apa yang ia harapkan? Mana mungkin ada orang pacaran di taman rumah sakit kan?

Acha teringat pada ajakan Rian tadi. Entah kenapa senyumnya tidak bisa ditahan. Ia sudah sering ditembak cowok, tapi baru kali ini ada cowok yang mengajaknya taaruf bukan pacaran. Dan mengingatnya, Acha jadi deg-degan.

Andai Rian tidak memotong ucapannya dan langsung pergi tiba tiba seperti tadi....

"Acha... Akhirnya aku bisa ketemu kamu lagi."

Acha menoleh mendengar namanya disebut. Seorang laki-laki berjas putih datang padanya. Sosok yang sangat tidak ingin untuk ia liat kembali. Acha seketika panik.

"Ariq?!"

"Acha maaf, Cha..." Ariq berjongkok di depan kursi roda Acha, cowok itu berusaha meraih tangan Acha yang langsung disentak begitu saja.

"Jangan pegang pegang!"

Ariq menatap Acha dengan sedih, "Maaf sayang, aku gak berniat bikin kamu kayak gini. Acha maaf... Semua sikap aku kemaren itu semata-mata karena aku cemburu, karena aku takut kehilangan kamu. Aku bilang kamu matre, kamu cewek gak bener, semuanya bohong. Aku takut kamu ninggalin aku..."

Ucapan itu membuat Acha balas menatap Ariq dengan kernyitan di dahinya, "Takut aku ninggalin kamu? Riq, bahkan dari awal pun aku gak pernah nerima kamu!"

"Cha! Aku bener-bener sayang sama kamu, Cha!"

"Sayang?" Acha tertawa, "Bodo amat, gak peduli. Kamu bilang kamu pengen aku mati sama kamu kan kemaren? Makan tuh sayang."

Boom. Ariq terkejut. Baru kali ini Acha berkata sekasar itu padanya. Cewek itu biasanya lemah lembut dan sangat penurut. Mendengar perlawanan Acha, Ariq tersulut emosi.

Taaruf | Rian ArdiantoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang