40. Komitmen

2.4K 335 63
                                    

Sebenernya mau nunggu vote tembus seratusan lebih dulu baru up.
Tapi aku greget banget pengen up part iniii

Yaudahlah yaaa gapapaa
Sooo happy readingg❤❤

***

1 BULAN KEMUDIAN

"Mas, awas ih!"

"Lewat aja loh, Cha."

"Gak bisa, awas!"

"Gak mau."

Acha memandang Rian datar, membuat cowok itu seketika terkekeh, "Katanya udah bisa jalan, coba sini lewat."

"Lewatnya gimana coba ih! Kamu nutupin jalan!"

Yang benar saja. Rian dengan isengnya berdiri di depan Acha ketika melihat cewek itu turun dari kasur. Ia merentangkan tangannya, seakan memblokade jalan Acha. Cowok itu lagi ngapain sih?

"Kamu mau kemana emang?"

Acha mengernyit, "Yaaaa, mau jalan-jalan."

"Gak boleh."

"Loh?"

"Gak boleh sendirian."

"Astagaaaa," Acha gemas sendiri jadinya, "Aku gak akan diculik!"

"Nanti dimodusin dokter genit!" Rian kemudian menyingkir, dan berdiri disamping Acha, "Yuk jalan-jalan sama saya."

Modus, dasar aja pengen ikut.

Mereka kemudian berjalan bersama. Sangat pelan dan lambat. Karena Rian mau tidak mau harus menyesuaikan jalan Acha yang masih tertatih-tatih. Tapi tidak apa-apa, bukankah jalan bersama orang yang dicinta semakin lambat akan semakin bagus?

"Mas, aku mau ngomong."

"Hm?"

Acha menggigit bibirnya kikuk. Cewek itu sudah memikirkannya semalam, dan kali ini ia akan mengutarakannya pada Rian. Lebih tepatnya, minta izin.

"Boleh gak aku balik ke Bandung dan lanjutin pengobatan disana aja? Urusan kuliah aku udah bener-bener terlantar."

Rian terdiam, membuat Acha jadi bingung karenanya. Sepertinya cowok itu tengah berpikir. Namun melihatnya, Acha jadi deg-degan. Apa gak boleh ya?

"Emang udah pulih banget?" tanya Rian tanpa menatap matanya. Cowok itu hanya memandangi jalan yang mereka lewati.

"Lumayan."

Rian lalu diam lagi.

Acha bingung, sekaligus ragu. Tapi mau bagaimana lagi, ia harus balik ke Bandung secepatnya. Kalau tidak, kuliahnya tidak akan selesai-selesai.

"Boleh?" Acha bertanya lagi, membuat Rian akhirnya menoleh dan menatapnya.

Cowok itu lalu menghembuskan napas beratnya, "Saya gak tenang kalo kamu jauh."

"Kenapa?"

"Gak ada yang jaga kamu disana, Cha. Kalaupun ada, gak tenang aja. Saya gak bisa percaya siapapun selain Fajar dan bunda untuk sekarang."

"Kan ada bunda...."

Rian berhenti berjalan lalu menghadapkan tubuhnya ke arah Acha, "Terus di kampus? Gimana?"

Benar juga. Apalagi di Bandung ada Sisy. Sangat beresiko untuk Acha kemana-mana sendiri. Sisy bisa saja tiba-tiba datang dan melakukan hal jahat padanya lagi. Lalu ketika tidak ada yang dapat menolongnya disana, Acha mau apa?

Taaruf | Rian ArdiantoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang