43. Phone Call

2.3K 315 24
                                    

"WELKAM BEKKK ACHAAAA!!!"

Acha tersentak kaget, sedetik kemudian bibirnya menyunggingkan senyum lebar. Baru cewek itu menginjakkan kakinya di pelataran kampus, namun seketika dikejutkan dengan teman-temannya yang tiba-tiba keluar dari persembunyian dan berteriak menyambutnya.

Ditambah lagi sekarang mereka berhamburan memeluk Acha. Membuat Acha semakin haru melihat kelima temannya itu.

"Akhirnyaaaa primadona kampus ngampus lagiii!"

"Primadona kampus apaan si." Acha tertawa, cewek itu lalu berjalan beriringan dengan kelima temannya di koridor kampus. Jalannya sudah mulai membaik, walaupun masih harus pelan-pelan dan belum bisa berlari.

"Cha, lo itu punya utang cerita sama kita-kita!"

"Iya bener! Tapi sebelum itu kita udah bikin hipotesis nih!"

Acha mengernyit, "Utang cerita? hipotesis? soal apa?"

Kali ini Lisa yang menjawab, "Soal gimana bisa jodoh dan mantan gue ada di kamar rs lo!"

"Jodoh dan mantan?"

"Iya, Rian dan Fajar!"

Oh, ya ampun. Acha lupa kalau waktu teman-temannya ini menjenguknya, mereka bertemu dengan Fajar dan Rian. Tapi bukankah Acha sudah mengenalkan mereka?

"Lo baru ngenalin Fajar itu abang lo, tapi belum ngenalin Rian. Dia siapa lo, Cha?"

"Dia-" baru Acha mau menjawab, ucapannya seketika dipotong.

"Tunggu-tunggu! Lo harus denger hipotesis kita dulu!"

Acha terkekeh mendengarnya, "Apaan si, hipotesis hipotesis apaan coba."

"Dugaan pertama!" Lisa mengacungkan jari telunjuknya, "Rian ada disitu karena dia partner abang lo. Sebagai partner yang baik, dia ikut ngejenguk adek partnernya yang masuk rumah sakit."

"Masuk akal... masuk akal...," kata Acha sambil mengangguk-angguk, walaupun dalam hati ia ingin tertawa mendengar dugaan-dugaan teman-temannya.

"Dugaan kedua!" kali ini Lisa menambahkan acungan jarinya menjadi dua, "Setelah diinget-inget, waktu kita ngerubungin Rian minta foto, cowok itu sering curi-curi pandang ke lo, Cha. Hm, dugaan pertama terpatahkan. Kayaknya ada yang gak beres."

Astaga, ternyata mereka menciduk hal itu juga.

"Dugaan ketiga!" jari Lisa bertambah lagi menjadi tiga, "Jangan-jangan Rian naksir sama lo, atau kalian ternyata memang punya hubungan spesial?!"

Tepat setelah dugaan ketiga disebutkan, mereka semua berhenti berjalan dan berdiri menghadang Acha.

"E-eh, kok berhenti?"

"Sekarang cerita!"

Acha menggaruk tengkuknya yang tak gatal, "Cerita apa? Gak ada yang perlu diceritain. Kalian maunya dugaan keberapa yang bener?"

"Dugaan pertama, lah!" kali ini semua serempak menjawab.

"Ya udah, bener dugaan pertama. Cuma jenguk biasa."

"Eh, tunggu-tunggu," mata Lisa tiba-tiba terfokus ke satu titik. Membuat yang lain seketika mengikuti arah pandangnya. Lisa lalu meraih tangan Acha dan menelitinya dalam-dalam.

"Kenapa, Sa?"

Cukup lama Lisa terdiam. Sepertinya cewek itu sedang meneliti seraya mengingat-ingat apakah yang ia lihat ini sama dengan yang biasa ia lihat di media sosial. Detik itu juga, Acha meneguk ludahnya kikuk. Astaga, sebentar lagi ia akan benar-benar terciduk dan tidak bisa menghindar lagi.

Taaruf | Rian ArdiantoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang