Vote komennyaaa donggg jangan lupaaaa
Biasanya komen dari kalian ituloh yang bikin semangat up, bahkan aku dulu sering double up triple up kaannnSooo, jangan pelit2 komen yaa guys :))
Thankyouu***
"Acha? Kamu dimana? Pulang Cha...."
Acha memejamkan matanya. Ya tuhan, suara yang sudah 2 hari tidak didengarnya itu entah kenapa membuatnya begitu rindu. Bahkan Acha belum memberi tahu siapa dirinya, tapi Rian sudah langsung bisa mengenali suaranya.
Cewek itu menghembuskan napasnya, "Mas-"
"Bilang kamu dimana? Saya kesana sekarang."
"Enggak, mas denger dulu," Acha menggigit bibirnya ragu, "Aku gak bisa kasih tau aku dimana."
"Cha-"
"Mas, ada hal genting yang buat aku harus pergi...."
Setelah itu, tidak ada jawaban apa-apa. Rian terdiam di sebrang sana. Acha sampai mengecek dua kali untuk memastikan apakah telpon terputus atau Rian yang hanya diam.
"Cha," panggil Rian akhirnya. Suara itu sungguh serak, sampai Acha tertegun mendengarnya. "Kamu kenapa? kamu baik-baik aja? Sama siapa kamu pergi?"
"Sama Salsa,"
Rian terkesiap, "Salsa? Suster Salsa? Gimana bisa?"
Acha menarik napasnya dalam-dalam, "Ceritanya panjang-"
"Gak apa-apa! Ceritain semuanya, Cha."
Acha melirik pada Salsa yang berada di sebelahnya. Yang kemudian dibalas gelengan oleh Salsa. Ia tidak bisa menceritakan semuanya. Apalagi lewat telpon. Terlalu berbahaya.
"Biar aku yang ngejelasin ke dia," pinta Salsa sambil menyodorkan tangannya meminta ponsel itu. Acha menurut, diserahkannya ponsel itu kepada Salsa.
"Halo? Cha?"
"Ini Salsa."
"Sal! Lo dimana? Ini apasih? Lo bawa Acha kemana? Kasih tau gua sekarang!"
"Yan, tenang! Acha aman disini. Lo gak perlu khawatir, okay?"
Rian berdecak, "Gimana bisa gua gak khawatir? Acha hilang dan gak ada satupun yang tau dia dimana. Dia masih sakit, lo bawa kemana dia?!"
Salsa melirik Acha yang saat ini memejamkan matanya. Sepertinya cewek itu sedang menahan sakit yang mulai kambuh lagi. Memang, perawatan yang Salsa berikan disini tidak bisa sebaik di rumah sakit karena keterbatasan alat-alat medis.
"Gue gak bisa kasih tau di telpon. Terlalu beresiko."
"Gak, kasih tau gua sekarang. Kalian dimana?!"
"Yan, please ngerti."
Rian terdiam, lalu cowok itu berdecak, "Ini apasih? Gak lucu Sal, lo bawa Acha kemana? Gua mau tau! Gua jemput dia sekarang."
"Kalo lo sayang sama Acha, lo bakalan ngertiin kondisi dia sekarang."
"Tapi gua berhak tau dia dimana!"
Salsa melirik Acha lagi. Dilihatnya cewek itu memejamkan matanya kemudian membukanya lagi, dan mengalirlah air mata yang sejak kemarin belum pernah ia lihat sama sekali.
Pertahanannya runtuh. Acha menangis, ketika mendengar suara Rian.
"Oke, tunggu gua di tempat yang jauh dari rumah sakit. Gua jemput lo," Terdengar helaan napas Rian ketika mendengarnya. Namun Salsa belum selesai berbicara, "Besok," sambungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Taaruf | Rian Ardianto
FanfictionRian dan Acha, seorang atlet dan seorang mahasiswi kedokteran yang tidak sengaja dipertemukan dalam sebuah kejadian. Pertemuan yang benar-benar menjadi memori itu, menyatukan hati mereka tanpa pernyataan dan campur tangan siapapun. Tetapi tidak ada...