27. Sisy

5.6K 559 75
                                        

HALOOOO

HEHEHE
KANGEN BANGETTT SAMA KALIANNN

Gimana? Masih setia? Masih pada nungguin gak?

Atau ada yang sampe gak bisa tidur mikirin kelanjutannya? *hahahalebay. Gak mungkin lah yaaa...

Yaudah nihhh happy reading yaaaa

***

Acha mengerjapkan matanya. Kepalanya terasa sangat pusing, berputar-putar sampai rasanya ingin muntah. Belum lagi punggungnya yang terasa kaku dan pegal.

Pandangan matanya masih memburam, tapi Acha bisa melihat seseorang menunduk menatapnya. Acha mengerjapkan matanya berkali-kali. Dan ketika pandangannya menjadi jelas, ia terkejut melihat seseorang yang berada di hadapannya.

"Astaghfirullah."

"Hai, udah sadar?"

***

Di lain sisi, Rian terus-terusan melirik ponselnya dengan khawatir. Hari sudah menunjukkan pukul 8 malam, tapi sejak terakhir bertelfonan tadi, Acha sudah tidak bisa dihubungi lagi. Bahkan hingga detik ini, ponsel cewek itu belum juga aktif.

Rian juga sudah berusaha menghubungi bunda, tapi tidak ada yang mengangkatnya. Keadaan seperti ini semakin membuatnya khawatir. Apalagi dengan gangguan-gangguan sms dari orang yang tidak ia kenal. Seperti menerornya, membuat cowok itu pun jadi semakin kepikiran dengan Acha.

Rian tidak tahan lagi, cowok itu segera bangkit dari kasurnya dan bergegas menghampiri kamar Fajar.

"JAR!!"

Dengan tiga kali gedoran, Fajar membuka pintunya. Cowok itu mengernyit, "Apaan?"

Rian langsung masuk tanpa dipersilahkan. Membuat Fajar jadi semakin heran melihat raut panik serta khawatir yang tercetak jelas di wajah cowok itu.

"Kenapa sih?"

"Acha ada hubungin lo gak?"

Fajar menggeleng pelan, "Emang kenapa?"

"Sshh," Rian mengusap wajahnya kasar, "Kok firasat gua jelek ya, Jar? Dia gak bisa dihubungin."

"Terakhir lo hubungin dia kapan?"

"Tadi, waktu kita istirahat."

"Yaelah," Fajar memutar matanya, "Belum lama juga. Mungkin hpnya low. Tunggu aja. Kita tuh harus positif thinking, Jom!"

"Gak bisa, perasaan gua gak enak."

"Posesif banget, sesayang itu?"

Rian tidak menjawab. Cowok itu hanya melirik sinis Fajar, kemudian kembali berkutat pada ponselnya. Masih mencoba menghubungi Acha.

"Seneng deh gue, ada seseorang yang sesayang itu sama adek gue sampe baru beberapa jam gak ada kabar aja dia udah panik."

Fajar menunggu respon Rian, tapi cowok itu tidak bergerak. Bahkan menoleh pada Fajar pun tidak.

Dengan kesal, Fajar meraih bantalnya kemudian melemparnya pada Rian yang sama sekali tidak merespon ucapannya.

"Apasih?!"

Taaruf | Rian ArdiantoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang