26. Musuh Dalam Selimut

6K 731 86
                                    

Hai
Kemaren2 aku ngilang lama ya?

Iya, dalam rangka ngambek sama dark readers yang kerjaannya baca doang tapi gamau vote komen.

Hohoho
Dah ah, happy reading buat yang mau vote. Lopyu mwah

***

"Gimana?"

Salsa mendongak, melihat seorang cewek dengan kacamata hitam duduk di hadapannya.

"Aman."

Cewek itu mengangguk, "Bagus."

Salsa meneguk kopinya yang masih mengepul hangat, "Gua gak jamin bakalan berhasil, Sy."

"Pasti berhasil."

"Sy, sebagai sahabat gua cuma mau ingetin sama lo. Hal kayak gini gak baik."

Cewek itu melepas kacamatanya kasar, "Terus menurut lo, gue harus gimana? Diem aja? Gak akan!"

"Kalo ketauan, gue bisa masuk penjara gara-gara lo."

Cewek yang dipanggil Sy itu tersenyum miring, mengenakan kembali kacamata hitamnya dan bangkit dari tempat duduk, "Lo tau, gue punya banyak cara untuk bikin semua ini aman dan berjalan mulus sesuai yang gue mau. Apa yang seharusnya milik gue, akan balik ke gue. Cukup lakuin tugas lo ketika gue perintah. Gampang kan?"

"Sy-"

Salsa tidak dapat melanjutkan ucapannya ketika cewek itu membalikkan tubuh dan pergi meninggalkannya begitu saja.

***

"Minum obat dulu ya, mbak."

Seorang suster yang sudah tidak asing di mata Acha, masuk ke dalam ruangannya. Di tangannya, terdapat nampan dengan beberapa obat-obatan dan satu buah suntikan dengan cairan didalamnya. Suster Salsa tersenyum dengan ramah, yang kemudian dibalas senyum pula oleh Acha.

"Suntik lagi, sus?"

"Iya, mbak. Suntik lagi."

Acha mengangguk, cewek itu menelan obatnya lalu menyerahkan tangan untuk disuntik.

"Bakalan sakit ya mbak, kayak kemarin-kemarin."

"Biasa aja kok," Acha membuang pandangannya ke arah lain, sedangkan suster Salsa tersenyum mendengarnya.

"Kali ini gak ada bahu buat diremes ya, mbak?"

Acha menoleh mendengarnya, menatap suster Salsa dengan intens, "Maksudnya? Nanyain Mas Rian?"

"Eng-enggak kok mbak."

Jarum suntik mulai masuk ke dalam kulit Acha, membuat cewek itu meringis. Salsa tersenyum, "Sakit?"

"Ssshh, ini apaan sih sus? Kok sakit banget?"

"Obat."

Setelah cairan itu masuk sepenuhnya, Acha menyandarkan tubuhnya lemas. Butir-butir keringat mulai menetes dari keningnya. Bahkan untuk menggerakkan jari pun, Acha tidak sanggup.

Salsa meletakkan kembali suntikkan pada nampan, "kayak kemarin ya mbak, kalau 15 menit semakin sakit, tekan tombol itu ya."

Suster Salsa berjalan keluar meninggalkan Acha yang merasakan seluruh anggota tubuhnya mati rasa.

Ddrrtt ddrtt

Ponselnya yang berada di nakas bergetar. Acha berusaha menggapainya, tapi tenaganya seolah telah terserap karena suntikan itu. Setelah berjuang susah payah, ponsel itu akhirnya berada di tangannya.

Taaruf | Rian ArdiantoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang