Rian dan Acha, seorang atlet dan seorang mahasiswi kedokteran yang tidak sengaja dipertemukan dalam sebuah kejadian.
Pertemuan yang benar-benar menjadi memori itu, menyatukan hati mereka tanpa pernyataan dan campur tangan siapapun.
Tetapi tidak ada...
Tak lama, Fajar datang dengan handuk yang menggantung di lehernya, "Anjir aus banget minum gua abis. Bagi, Vin!" Fajar merampas botol minuman Kevin lalu meneguknya sampai habis.
"Abisin aja, abisiiiin! Yang punya gak aus kok, heem."
Fajar nyengir tak berdosa, cowok itu kemudian ikut duduk, "Tadi gua denger ada yang ngomongin soal yang cakep-cakep nih. Bagi-bagi dong!"
"Ada, mau?" jawab Kevin tapi wajahnya tampak mencurigakan, "Single and available loh, Jar."
"Mana manaaa?"
Kevin mengotak-atik ponselnya sebentar kemudian menunjukkan sebuah foto pada Fajar.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Anjir!" Fajar menyentak ponsel Kevin jauh-jauh darinya, "Buat lo aja itumah! Gua doain jadi bini lo! Hiiii."
"Loh, HAHAHA! Kan gue nawarin elu," Kevin cengengesan tidak jelas, sedangkan Rian tertawa sambil geleng-geleng kepala melihat kelakuan kedua temannya.
Rian langsung membungkam mulutnya, membuat Kevin jadi tambah cengengesan, "Geli amat sih manggil lo kakak ipar. Mimpi apa lo Jom punya kakak ipar kek begini."
"Kakak ipar keren," jawab Fajar sambil membenarkan rambutnya.
Drrtt drrtt
Ponsel bergetar membuat mereka sama-sama menoleh ke arah Rian. Ponsel di tangan cowok itu berbunyi pertanda panggilan masuk. Cowok itu mengernyit sebentar ketika melihat nomor yang tidak dikenal menelponnya, lalu sedetik kemudian ia mengangkatnya.
"Halo, assalamualaikum?"
"Mas! Kamu dimana? Kenapa pulang ke Jakarta gak ngabarin aku dulu?!"