35. Kerecehan

3K 406 92
                                    

DOUBLE UP
DIKHUSUSKAN UNTUK ORANG2 YANG SELALU SUPPORT AKU SAMPE SEJAUH INII

HEHE THANKYOUU
LOPYU GENGS

***

"Jom, sini dong!"

Rian menoleh. Setelah mengelap keringatnya dengan handuk, cowok itu bangkit dari duduknya lalu menghampiri kevin yang duduk di pinggir lapangan.

"Nih," Kevin menyodorkan ponselnya untuk dilihat, "Cakep gak?"

Rian mengernyit, "B aja."

"Huuu iya yang cakep menurut lo mah Acha doang," Kevin menarik ponselnya kembali. Sedangkan Rian terkekeh lalu duduk di sampingnya.

"Itu siapa?"

"Temen."

"Masa?"

"Bodo," jawab Kevin ketus, "Gak usah kepo-kepo, gua aduin Acha lo!"

"Loh emangnya gua ngapain?" Rian tertawa, "Nanya doang."

Tak lama, Fajar datang dengan handuk yang menggantung di lehernya, "Anjir aus banget minum gua abis. Bagi, Vin!" Fajar merampas botol minuman Kevin lalu meneguknya sampai habis.

"Abisin aja, abisiiiin! Yang punya gak aus kok, heem."

Fajar nyengir tak berdosa, cowok itu kemudian ikut duduk, "Tadi gua denger ada yang ngomongin soal yang cakep-cakep nih. Bagi-bagi dong!"

"Ada, mau?" jawab Kevin tapi wajahnya tampak mencurigakan, "Single and available loh, Jar."

"Mana manaaa?"

Kevin mengotak-atik ponselnya sebentar kemudian menunjukkan sebuah foto pada Fajar.

"Anjir!" Fajar menyentak ponsel Kevin jauh-jauh darinya, "Buat lo aja itumah! Gua doain jadi bini lo! Hiiii

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Anjir!" Fajar menyentak ponsel Kevin jauh-jauh darinya, "Buat lo aja itumah! Gua doain jadi bini lo! Hiiii."

"Loh, HAHAHA! Kan gue nawarin elu," Kevin cengengesan tidak jelas, sedangkan Rian tertawa sambil geleng-geleng kepala melihat kelakuan kedua temannya.

"Gak usah ketawa-ketawa, Jom. Kualat ngetawain kakak ipar!"

Rian langsung membungkam mulutnya, membuat Kevin jadi tambah cengengesan, "Geli amat sih manggil lo kakak ipar. Mimpi apa lo Jom punya kakak ipar kek begini."

"Kakak ipar keren," jawab Fajar sambil membenarkan rambutnya.

Drrtt drrtt

Ponsel bergetar membuat mereka sama-sama menoleh ke arah Rian. Ponsel di tangan cowok itu berbunyi pertanda panggilan masuk. Cowok itu mengernyit sebentar ketika melihat nomor yang tidak dikenal menelponnya, lalu sedetik kemudian ia mengangkatnya.

"Halo, assalamualaikum?"

"Mas! Kamu dimana? Kenapa pulang ke Jakarta gak ngabarin aku dulu?!"

Taaruf | Rian ArdiantoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang