ADA YANG NUNGGUIN GAK YA?
KALO ADA BILANG DONG :(
HAPPY READING :)***
Tepat pukul 5 subuh, Rian sudah terbangun. Tidak menggunakan alarm, adzan lah yang membangunkannya. Cowok itu kemudian mengucek matanya pelan. Disebelahnya, Kevin masih tertidur dengan pulas.
Rian bangkit dari kasur, berjalan pelan menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu. Satu yang mungkin tidak banyak orang tahu, walaupun jadwalnya padat, Rian tidak pernah melupakan ibadah kepada Rabbnya.
Malam tadi, Ia memimpikan orang yang tidak pernah muncul di mimpinya sebelumnya. Seorang gadis berkerudung yang ia temui di halte kamarin.
Rian tidak berniat memikirkannya, tetapi wajah cewek itu entah kenapa terus terngiang-ngiang di kepalanya. Seakan memaksanya untuk terus mengingat. Ia jadi menyesal tidak menanyakan nama cewek itu kemarin.
Setelah menyelesaikan sholat, cowok itu langsung mengambil handuknya dan bergegas mandi.
Pagi ini para atlet sudah berkumpul setengah jam sebelum latihan dimulai. Entah apa yang membuat mereka jadi sangat rajin hari ini. Rian pun begitu, cowok itu sudah siap dengan alat tempurnya dan berniat untuk latihan duluan dari yang lain.
"Woe! Pagi bapak walikota!"
Rian tahu itu siapa, dan ia tidak berniat menoleh sama sekali. Fajar yang diacuhkan jadi semakin tergelak.
"Gimana kabar bapak walikota Jombang, sehat?"
"Sialan lu, Jar," Rian akhirnya bersuara. Namun jawabannya semakin membuat Fajar terpingkal.
Rian mulai memukul shuttlecocknya, yang kemudian dibalas oleh Fajar. Tidak perlu dengan ajakan, cukup langsung memukul shuttlecock saja rekannya itu sudah mengerti untuk memulai latihan.
Hening setelahnya, mereka dengan segala keprofesionalitasannya, bisa mengesampingkan masalah pribadi dan fokus pada latihan hari ini.
Disela-sela latihan, mereka memulai percakapan. Lebih tepatnya, Rian yang duluan membuka suara.
"Kemaren siapa yang ngangkat telpon, Jar?"
Fajar tersenyum miring, "Ini kenapa jadi kepo kepo?"
Yang ditanya begitu hanya mendengus. Saat bola yang diberikan Fajar melambung tinggi, Rian menggunakan bola tersebut untuk men-smash wajah Fajar.
"Woy, santai aja bang!"
Rian terkekeh setelahnya, "Siapa yang ngangkat telpon kemaren?" tanyanya sekali lagi.
"Kenapa sih, Jom?"
"Gak papa, nanya doang. Suaranya lembut, Jar. Adek lo?"
Mendengarnya Fajar seketika tersenyum miring. Otaknya langsung berputar mencari jawaban yang nyeleneh untuk Rian dengar.
"Cewek gua, Jom! Gila sih parah banget lo baper sama suara cewek gua," Fajar langsung memasang wajah melasnya, "Makanya cari cewek, Jom. Dilembutin cewek dikit aja langsung baper kan lo. Jomblo sih."
"Sejak kapan lo punya pacar?"
Fajar terkekeh, "Emang gua harus laporan dulu nih kalo punya pacar?"
Rian hanya terdiam, cowok itu kemudian mulai memukul shuttlecock lagi.
"Cari pacar, Jom. Kasian gua liat lu kek gini."
"Kek gini apanya sih?" Rian berdecak, "Gua udah punya inceran kok! Diem ah lu."

KAMU SEDANG MEMBACA
Taaruf | Rian Ardianto
FanficRian dan Acha, seorang atlet dan seorang mahasiswi kedokteran yang tidak sengaja dipertemukan dalam sebuah kejadian. Pertemuan yang benar-benar menjadi memori itu, menyatukan hati mereka tanpa pernyataan dan campur tangan siapapun. Tetapi tidak ada...