36. Both Of Us

2.7K 370 34
                                    

Wahhh
Part sebelumnya rame jugaa yaaa ❤❤
Jadi tambah sayanggg

Yukk langsung bacaaa aja
Happy readingg!!!

***

"Hoaaamm, boseeennn..."

Fajar menoleh ketika suara Acha merengek terdengar olehnya. Cowok itu mengucek pelan matanya untuk menghilangkan kantuk, kemudian bangkit menghampiri Acha.

"Kenapa, dek?"

"Bosen."

"Mentang-mentang hari ini yang jaga abang, bukan Rian. Kamu bosen ya?" Fajar berkacak pinggang.

Acha nyengir kuda, padahal maksud cewek itu bukan begitu. Abangnya ini baperan amat sih!

"Bukan begitu abangku sayang. Itu tuh kode minta diajak keluar. Gimana sih? Pantes jomblo, orang gak peka!"

"Oh, mentang-mentang udah sama Rian, sekarang jadi suka ngatain abang jomblo, ya?"

Acha terkekeh, "Apasi baper!"

"Abang ngantuk," Fajar kembali ke sofa. Membuat Acha seketika berubah jadi cemberut. Tapi Acha tidak merengek atau minta apa-apa lagi. Cewek itu hanya diam.

Fajar merogoh kantung celananya dan mengeluarkan ponsel hitam pipihnya. Setelah mengotak-atik sebentar, cowok itu meletakkannya tepat di samping telinga.

"Jom! Sini lu!"

Acha mengernyit. Loh, kok nelpon Rian?

"Apa? Kemana?"

"Rumah sakit lah. Sini!"

"Gua masih ngurus-"

"Acha kangen katanya!" potong Fajar dengan cepat. Menghentikan ucapan Rian yang belum selesai.

Rian terdiam, sedetik kemudian ia terkekeh, "Masa?"

"Ih bang, kan Acha gak ngomong gitu," Acha mengelak. Yah memang kenyataannya cewek itu tidak bilang begitu.

"Boong lu, Jar."

Fajar berdecak, "Oh, Acha kangen bapak dokter yang waktu itu ya? Sabar, Cha. Bentar lagi kan jadwal dia keliling kesini ngecek kamu."

Acha mengernyit. Maksud abangnya ini apa? Cewek itu gak ngerti sama sekali.

"Gak usah macem-macem, Jar."

"HAHAHA! Sini lo makanya! Ini si Acha bosen katanya. Kan kalo ada lo dia jadi hepi."

Rian terdiam. Lama Fajar menunggu jawaban, sampai kemudian ia memanggil kembali, "Jom? Masih idup? Lo gak pingsan kan?!"

"Jom?!"

"Eh, iya bentar-bentar. Gua lagi buru-buru ini."

"Lo lagi ngapain?"

Tidak ada jawaban lagi. Yang terdengar hanya suara grabak-grubuk. Entah sedang apa cowok itu.

Setelah lama, akhirnya Rian menjawab, "Ganti baju."

"Gua kira ayan."

"Ngawur! Acha lagi apa?"

"Ya tanya sama Achanya lah! Ini Fajar bukan Acha!"

"Ck, ya gua nanya lu."

"Oh, kalo aku mah lagi duduk-duduk aja nih, Mas Iyan."

"Bukan lo. Gua nanya Acha lagi apa."

Taaruf | Rian ArdiantoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang