3 : Giorda

7K 556 19
                                    

3

○ Giorda ○

○ Giorda ○

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-:-:-:-:-

Naora's POV

"Nao, hari ini jadi ketemuan sama Mbak Retno?" tanya Hera yang sudah standby di dalam ruang kerjaku bahkan sebelum aku datang.

Biasa, beberes karena kemarin aku belum sempat membereskan ruanganku ketika pulang kerja, udah terlalu capek dan bawaan mau meluk guling aja.

Iya, meluk guling soalnya Daffa udah terbang lagi dan baru pulang minggu depan.

"Jadi, Her, ini mau ambil sketsa desainnya dulu terus cus otewe," jawabku sambil mengambil laptop beserta kertas-kertas sketsa di mejaku.

"Oh oke, gue tunggu di mobil ya, say," ucapnya dan langsung keluar ruangan kerjaku.

Saat aku hendak melangkah keluar ruangan kerja, suara ponselku yang berbunyi nyaring langsung menghentikan langkahku.

Aku mengernyitkan dahi ketika melihat sederet angka tanpa nama di layar ponselku.

"Halo?" sapaku.

"Halo, ini dengan Mbak Naora Velonica Gusti?"

"Iya, benar, ini dengan siapa?"

"Saya Rizky, adik dari Mbak Retno Meilana."

Mendengar nama lengkap Mbak Retno yang akan aku temui dengan Hera disebut, aku langsung mengeluarkan kata oh panjang dan melanjutkan langkah menuju parkiran.

"Kenapa ya Mas telepon saya?" tanyaku.

"Kakak saya hari ini gak bisa ketemu Mbak karena sama calon suaminya mau urus venue, nah saya dimintai tolong untuk ketemu Mbak Naora buat lihat desain gaun kakak saya sama desain baju keluarga, kebetulan saya sedang free hari ini," jelasnya.

"Oh iya Mas Rizky, siap, tunggu ya saya baru mau berangkat dari butik."

"Iya Mbak, santai aja, di tempat yang Mbak dengan kakak saya sudah janjian aja ya, nanti saya ke sana."

"Oke."

Dan aku pun langsung mengikuti Hera yang sudah lebih dulu masuk ke dalam mobil.

Gak membutuhkan waktu lama untuk aku dan Hera sampai di kafe yang sebelumnya menjadi tempat janjian dengan Mbak Retno, salah satu klienku yang sepertinya tajir melintir, terbukti dari pesanan baju nikahannya yang gak hanya untuknya tapi juga untuk keluarganya plus aku bebas pake bahan apa aja dan modelnya kayak apa.

Aku duduk bersebelahan dengan Hera yang udah sibuk membolak-balik buku menu. Emang urusan perut selalu nomor satu buatnya.

"Nao, mau makan apaan lo?" tanyanya sambil terus fokus menatap buku menu.

The Journey In Our ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang