5 : Sesuatu

5.8K 527 18
                                    

Selamat malam minggu!

Yang gak ada temen malam mingguan, nih ya ditemani oleh salah satu tokoh tamvanq
Ehuehueheuhe

******

5

○ Sesuatu ○

-:-:-:-:-:-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-:-:-:-:-:-

Naora's POV


Aku menghembuskan napas panjang berkali-kali untuk menenangkan diriku. Ternyata, rasa semangat buat datang konsultasi hari ini kembali menghilang secara ajaib seperti biasanya. Kukira--dan Daffa pasti juga berpikiran hal yang sama--rasa semangat yang dari kemarin terus meluap-luap, akan semakin meluap hari ini, eh ternyata, sama aja seperti bulan-bulan sebelumnya.

Aku menatap pintu ruangan dokter yang di pintu itu terdapat nama lengkap Dokter Gio di sana.

"Sendiri lagi," gumamku lalu menghembuskan napas untuk yang entah keberapa kalinya sejak berangkat dari rumah.

Aku memang sering konsultasi ke dokter sendirian, soalnya jadwal libur Daffa yang suka gak tentu, plus dia suka mendadak dipanggil kayak kemarin. Dia tuh pilot rasa dokter tahu gak? Suka dapet panggilan tugas mendadak gitu. Awalnya aku memang sangat memaklumi karena ya itu kan memang sudah risiko pekerjaannya, tapi belakangan ini... setiap konsultasi dan Daffa gak bisa menemani aku, aku merasa sedikit... kecewa.

Dia memang menanyakan secara detil apa aja yang aku bahas saat konsultasi, tapi yang aku butuhin bukan itu, melainkan dia ada di samping aku buat nemenin dan mendengarkan saran dokter sama-sama.

Aku kembali menghela napas, berdoa supaya rasa kecewa yang sedang aku rasakan ini segera menghilang karena aku gak mau mood-ku rusak hari ini. Hari ini banyak kerjaan dan kalo mood udah hancur lebur duluan, sudahlah good bye kerjaanku yang berharga.

"Ibu Naora Velonica."

Aku menoleh ke arah seorang suster yang memanggil namaku. Aku bangkit dari duduk dan melangkah mendekatinya.

"Silakan, Bu," ucapnya seraya membukakan pintu ruangan Dokter Gio untukku.

"Makasih, Suster," balasku sambil tersenyum.

Aku membalikkan badanku dan berhadapan dengan Dokter Gio yang sedang menatap sesuatu di mejanya.

"Dokter Gio," panggilku dan dia langsung mendongakkan kepalanya.

"Eh, Naora, sori ya, keterusan baca hasil pemeriksaan kamu sebelum-sebelumnya," jelasnya.

"Silakan duduk, Naora," lanjutnya.

Aku tersenyum, "Gak apa-apa."

"Oh ya, suami kamu mana?"

"Suami saya gak bisa ikut hari ini, dia kemarin mendadak dapet jadwal terbang lagi," jawabku.

The Journey In Our ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang