17 : Hehehehe

5.6K 496 21
                                    

Warning

Di dalam part ini terdapat konten dewasa, untuk pembaca harap menyikapinya dengan bijak sesuai dengan umurnya a.k.a mon maap untuk yang masih di bawah umur, entaran yes baca part ini, tunggu minimal 17 tahun dulu😊

Thank you!

~~~

17

○ Hehehehe ○

Baca bismillah dulu sebelum baca supaya dikuatkan hatinya dan semoga gak ada insiden lempar hape lagi😂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Baca bismillah dulu sebelum baca supaya dikuatkan hatinya dan semoga gak ada insiden lempar hape lagi😂

Sengaja di up pagi karena kalau di up malam.... ya kalian akan tau sendiri nanti alasannya🙂🙂🙂🙂

-:-:-:-:-

Naora's POV

"Kalian pernah dengar soal program bayi tabung?" tanya Mama setelah kami selesai makan siang dan sekarang aku sedang membereskan meja makan.

Delivery guys. Mamaku sayang kan ndak masak makanya dia mencak-mencak ke aku tiap inget aku dateng kali ini gak bilang-bilang.

"Sekarang kan banyak tuh artis-artis yang udah lama gak punya anak terus pakai cara itu untuk punya anak," lanjutnya.

"Mama sih gak tahu berapa persen berhasilnya, tapi kalo dari berita-berita artis yang ikut program itu sih, program mereka berhasil semua."

"Iya, Mam, tahu, tapi aku sama Mas Daffa belom ngomongin soal itu, nanti kami cari-cari dulu sama diskusikan ke dokter kandunganku soal solusi yang bisa kami ambil sama keadaanku ini," jawabku.

Mama mengangguk-angguk.

"Yang penting kalian terus berusaha, sama jangan putus berdoa, semua pasti ada jalan keluarnya, asal kalian gak menyerah," ucap Papa.

Aku mengangguk mendengar ucapan bijak Papa. Papa yang biasanya ngelawak garing itu hari ini menjadi Papa yang serius. Mungkin masih shock dan takut salah bicara, apalagi setelah Daffa cerita kalo aku sempat gak nerima keadaanku yang sekarang.

"Iya, Pap, itu pasti, makasih Pap udah diingetin," balas Daffa.

"Mama dan Papa selalu dukung keputusan kalian, karena Mama dan Papa percaya kalian pasti selalu mengambil keputusan yang terbaik buat rumah tangga kalian, tapi ingat ya, cerita apapun ke Mama, Papa, dan Ayah, kami berhak tahu keadaan kalian karena kami masih orang tua kalian."

"Iya, Papaku sayang yang hari ini lagi bijak!" balasku lalu melingkarkan tanganku ke leher Papa dan mengecup pipinya.

Papa tersenyum setelah aku yang spontan mencium pipinya. Aku membalas senyumannya, masih ada sorot khawatir dan sedih di sana.

The Journey In Our ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang