34 / 2 : Kembali ke Awal

6.7K 545 16
                                    

34 / 2

○ Kembali ke Awal ○

-;-;-;-;-

Backsong: Glenn Fredly - Kembali ke Awal

*****

Daffa's POV

Enggak.

Enggak.

Naora gak mungkin ngomong yang enggak-enggak ke Ayah tanpa membicarakannya dulu sama gue.

Tapi kalo gue inget-inget lagi kejadian yang udah berlalu, ketidakmungkinan itu langsung berubah menjadi hal yang sangat mungkin Naora lakukan saat ini.

Gak Oya...

I won't give you up...

Gue menyetir kayak orang gila. Udah gak peduli lagi sama klakson kekesalan orang-orang yang gue salip atau yang hampir jatuh karena kecepatan mobil gue yang menggila.

Gue mau cepet sampai.

Gue mau cepet ketemu Naora.

Dan saat gue sampe di rumah Ayah, gue langsung masuk ke rumah setelah memberikan kunci mobil ke satpam rumah untuk dia parkirkan.

Pas gue buka pintu rumah, hanya ada Ayah yang duduk di sofa ruang tamu.

Napas gue memburu. Meskipun gue pake AC di mobil, gue seperti habis mandi keringat.

"Yah, Naora di mana?" tanya gue pada Ayah.

Ayah langsung mengisyaratkan untuk duduk di sofa di sebelahnya.

"Yah, kasih tahu Daffa, di mana Naora?" tanya gue lagi setelah duduk di sebelahnya.

Ayah menghembuskan napasnya perlahan sambil menatap gue. "Kamu sama Naora kenapa? Berantem?"

Gue diem sejenak sebelum mengangguk, "Pertengkaran biasa kok, Yah," jawab gue.

"Tangisan Naora gak bisa bohong, Nak, dia sangat sedih tadi saat menceritakan apa yang terjadi di antara kalian."

Please... jangan...

"Ayah tahu, kehilangan Nada sangat membuat kalian terpukul, dan Ayah tahu saat ini tanpa kalian sadari kalian tengah saling menyakiti,"

"Tapi apa perpisahan adalah hal yang kamu inginkan, Nak?"

Gue langsung menggeleng. "Gak, Yah. Gak pernah terlintas di pikiran saya untuk berpisah dari Naora."

Ayah kembali menghela napas, ditepuknya pahaku perlahan.

"Dia di kamarmu, bicaralah sama dia, tenangkan dia, dia terus menangis sejak tadi sampai Ayah gak tega dan meminta kamu untuk datang ke sini," balas Ayah.

Gue langsung berjalan ke arah kamar gue. Sebelum gue buka pintunya, gue berusaha mengatur napas gue.

Tenang...

Semuanya baik-baik saja...

Gue buka pintu kamar gue perlahan dan gue langsung melihat Naora ada di atas tempat tidur, posisinya membelakangi gue.

Gue berjalan perlahan mendekatinya. Semakin dekat semakin gue menyadari kalau Naora sedang menangis.

Tanpa suara namun bahunya terus bergetar pelan.

"Sayang..."

Dan Naora langsung membalikkan badannya.

Tangisnya yang semula tanpa suara, kini berubah menjadi tersedu-sedu.

The Journey In Our ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang