[FOREVER SERIES #3]
[COMPLETED]
--Sequel of The Beginning in Our Forever--
Pangeran berkuda putih yang tak pernah Naora sangka itu, ternyata datang di kehidupannya. Membawanya keluar dari lingkaran ketakutan yang selalu membelenggunya. Ia datang, de...
Karena besok aku akan pergi seharian, dam aku gak sabar buat up bagian ini, jadi aku up sekarang yes.
Anggap saja berkah hari Jumat hahahaha
******
15
○ Manja ○
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
-:-:-:-:-:-
Daffa's POV
Ketika gue membuka mata saat bangun dari tidur, gak ada hal yang lebih gue syukuri selain masih diberikan umur sama Tuhan dan...
Dihadapkan sama wajah seseorang yang selalu ada dalam doa gue.
Senyum gue langsung mengembang ketika melihat Naora yang masih terlelap dalam pelukan gue.
Ini hari ketiga setelah kejadian yang bisa dibilang mengubah hari-hari gue sama dia. Selama tiga hari ini, kita berusaha membalas waktu quality time yang pernah terbuang dengan...
Enggak, gak begituan.
Belom.
Gue masih mau menghabiskan waktu sama Naora dengan ngobrol karena gue merasa selama ini ternyata waktu ngobrol kita itu kurang banget. Entah karena pekerjaan atau hal lainnya, dan kalo pun ngobrol juga gak bakalan jauh-jauh dari pekerjaan.
Semakin lama obrolan gak mutu tapi malah yang bikin kita makin deket itu semakin jarang kita lakukan.
Naora pun mengiyakan.
Dan seharusnya gak begitu. Mau sesibuk apapun pekerjaan masing-masing, harus tetep ada waktu untuk omongin perasaan masing-masing, hari ini happy apa enggak, lancar gak urusan hari ini. Hal yang sederhana tapi pengaruhnya besar banget.
Dan itu yang gue sama Naora rasakan sekarang.
Makanya, habis baikan itu gue sama dia selalu keasikan ngobrol sampe tengah malem. Topiknya juga kebanyakan gak berfaedah. Dari mulai gue cerita gue lagi suka beli green tea latte karena gue tahu itu kesukaan Naora dan gue berharap dengan minum itu kangen gue sama dia bisa terobati, terus berlanjut ke Naora yang ban mobilnya kempes berkali-kali sampe abang bengkelnya hafal sama dia.
Kucing lewat depan gue tadi sore juga gue ceritain.
Iya, sebegitu gak pentingnya topik yang kita omongin tapi setelah ngobrol sampe mulut berbusa sama Naora kayak ginilah yang membuat gue merasa kalo ikatan gue sama Naora yang sebelumnya merenggang kembali menguat.
Oke, balik lagi ke pemandangan indah gue pagi ini.
Gila. Cakep bener ya istri gue.
Gue udah gak tahu deh ya udah berapa ribu kali gue bilang Naora cantik, dan anehnya gak luntur-luntur itu cantiknya meski dia udah bosen kayaknya digombalin cantik mulu.
