13 : Prioritas

5.8K 558 31
                                    

Daf: thor, gue udah bisa cerita sendiri jadi lo gak usah capek-capek ceritain bagian gue.
Author: bener nih? Lo udah gak apa-apa?
Daf: masih apa-apa sih, cuma... mau cerita sendiri aja bagian ini
Author: okelah kalo itu maumu bapak pilot

*****

13

○ Prioritas ○

Background song: Sekali lagi--Isyana Sarasvati (OST Critical Eleven)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Background song: Sekali lagi--Isyana Sarasvati (OST Critical Eleven)

-:-:-:-:-

Daffa's POV

Aneh juga rasanya konsultasi ke dokter kandungan tapi gak ajak istri. Duduk di tengah-tengah ibu-ibu yang selalu sibuk mengelus-ngelus perutnya. Gak jarang pun suaminya yang menemani bergantian mengelus perut sang istri.

Dan setengah jam duduk di kursi tunggu ini bener-bener membuat iri. Gue iri.

Gue menghela napas gue. Apa ini ya yang dirasakan Naora setiap kali datang konsultasi sendirian tanpa gue? Kalo rasa iri yang gue rasain bisa sebegini besarnya, bagaimana dengan Naora?

Sebelum rasa bersalah gue pada Naora semakin membesar, seorang suster memanggil nama gue dan mempersilakan gue untuk masuk ke ruangan periksa dokter Gio. Ya, gue memutuskan untuk secepat kilat buat bertemu dengan Gio.

Seorang pria yang gue yakin adalah dokter Gio menyambut gue dengan senyumnya.

"Oh, suaminya Naora, benar?" tanyanya seraya berdiri.

"Benar, salam kenal, dok," jawab gue dan mengulurkan tangan untuk berjabat tangan dengannya.

"Panggil Gio aja. Daffa, ya?" tanyanya dan gue mengangguk.

"Oke, jadi ada hal apa yang mau dibicarakan sama saya? Dan... tanpa mengajak Naora?"

Gue menghela napas gue lalu menegakkan badan gue dan meletakkan kedua tangan gue yang bertaut di atas meja.

"Saya sudah tahu soal penyakit istri saya," kata gue membuka percakapan.

"Oh, akhirnya Naora bilang ke anda," jawab Gio, membuat alis gue bertaut.

"Maksud anda apa?"

Gio tersenyum lalu terlihat melihat rekam medis dengan nama Naora di depannya.

"Dua bulan yang lalu saya mengetahui kalau ada miom di rahim Naora dan saat itu saya langsung bilang ke Naora supaya pada pemeriksaan selanjutnya untuk mengajak suaminya, tapi bulan berikutnya Naora malah tidak datang dan cenderung menghindari saya maupun dokter Iren," jelas Gio.

"Dengan bilang ke anda sebagai suaminya, pengambilan tindakan lanjutan untuk mengobati atau mencari cara lain dalam memiliki anak akan lebih leluasa dan mendalam, tidak stuck seperti ini karena Naora benar-benar tidak melanjutkan konsultasinya."

The Journey In Our ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang