Sorry for late updates.
But, hope you enjoy this chapter!
-:-:-:-:-
Naora's POV
Ramalan BMKG yang bilang kalo hari ini akan cerah sepanjang hari ternyata meleset. Kenyataannya, sekarang pukul 1 siang, hujan gak ada tanda-tanda mau berhenti padahal udah 1 jam hujan turun membasahi jalanan ibukota.
Karena hujan yang gak kunjung reda, klien yang akan meeting denganku hari ini, udah puluhan kali mengirimkan pesan permintaan maaf karena akan sangat datang terlambat datang ke butik.
"Maaf Mbak Naora, ini saya lagi coba pesen ojol daritadi tapi gak ada yang mau, gak pada bawa jas hujan katanya, pake mobil juga gak ada yang pick up, daerah macet katanya, Mbak." Begitu penjelasan Ibu Ruhiya saat meneleponku tadi.
Aku membalikkan kursi ke arah jendela besar yang berada persis di belakang meja kerjaku. Hujan masih turun dengan derasnya. Dan ketika aku sedang menikmati suara hujan yang terkadang dibarengi dengan suara geluduk, ponselku bergetar menandakan ada pesan masuk.
Suami
Sayang, flightku delay, dan gak tahu jam berapa baru berangkat.
Cuaca buruk soalnya
Maafin aku kalo gak bisa sama kamu di hari ulang tahun kamu hari iniDengan segera aku mengetikkan balasan atas pesan yang Daffa kirimkan padaku
Naora Velonica G.
Gak apa-apa
Kamu hati-hati yaSetelah mengirimkan pesan balasan dan memastikan pesan itu terkirim, aku meletakkan ponselku kembali ke meja kerjaku dan melanjutkan kegiatan dengerin suara hujan yang sempat terhenti.
Aku menghembuskan napasku panjang.
Seperti kata Daffa di pesan yang dia kirimkan, hari ini adalah ulang tahunku. Karena aku termasuk tipe orang yang gak memasukkan ulang tahun ke dalam daftar yang harus banget banget dirayain tiap tahunnya, jadi dilalui dengan ngedengerin suara hujan plus gluduk-gluduknya juga aku gak masalah.
Tapi karena aku dikelilingi orang-orang heboh yang pantang membuat hari ulang tahun seseorang itu biasa-biasa aja, alhasil tiap tahun aku pasti dikejutkan dengan pesta mendadak yang disponsori oleh teman-teman terdekat serta keluarga.
Semenjak menikah sama Daffa juga masih kayak gitu, cuma sekarang mereka, yang sering kasih kejutan, biasanya kasihnya nanti, H plus seminggu gitu. Nungguin Daffa kasih kejutan yang gak pernah membuat aku terkejut dulu soalnya.
Dan tahun ini, sepertinya akan menjadi tahun pertama dimana aku gak ditemenin Daffa pas hari ulang tahunku.
Aku menghela napas lagi, sambil terus mencari tanda-tanda kecewa yang gak aku rasakan walau tahu tahun ini sepertinya Daffa gak akan kasih kejutan karena terhalang kerjaan.
Aku malah merasa lega.
Melihat hubungan aku sama Daffa yang... ya... gak dingin tapi gak panas apalagi hangat juga, karena sampe sekarang aku belum bilang apapun ke Daffa soal hal yang aku tutupi darinya, membuat aku merasa lega karena Daffa batal memberikan kejutan buat aku.
Sejujurnya, seminggu menjelang hari ulang tahunku, aku semakin merasa gak enak setiap memikirkan kemungkinan-kemungkinan apa aja yang akan Daffa lakukan atau berikan padaku di hari ulang tahunku.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Journey In Our Forever
Romance[FOREVER SERIES #3] [COMPLETED] --Sequel of The Beginning in Our Forever-- Pangeran berkuda putih yang tak pernah Naora sangka itu, ternyata datang di kehidupannya. Membawanya keluar dari lingkaran ketakutan yang selalu membelenggunya. Ia datang, de...