26 : Kebiasaan Baru

5.6K 525 24
                                    

FINALLY WATTPAD TIDAK ERROR LAGI!!!💃💃

Enjoy everyone!

******

26

○ Kebiasaan Baru ○

-:-:-:-:-

Author's POV

Beberapa part ke depan akan ditulis berdasarkan Author's POV karena ya... gak ada yang sanggup menceritakan dari sudut pandangnya masing-masing. Sekian.

**

Ini bentuk paling menyakitkan dan menyedihkan dari ditinggalkan saat sedang sayang-sayangnya. Dan baik Daffa maupun Naora tidak pernah menduga bahwa hal ini terjadi di kehidupan mereka berdua.

Semenjak Naora mengetahui bahwa Daffa bohong seputar anak mereka, Nada, semuanya berubah.

Naora bagai menunjukkan protesnya pada Daffa dengan mengacuhkan suaminya itu. Dia tidak berbicara pada Daffa dari saat itu sampai hari ini tepat 2 minggu sejak kepulangan Naora dari rumah sakit.

Dan semenjak pulang ke rumah, Naora meminta hal yang tidak pernah Daffa sangka akan keluar dari mulut istrinya itu.

"Aku mau pisah kamar dulu, aku... mau menata pikiranku dulu, mau sendiri dan... berpikir aku ke depannya harus gimana ke kamu."

Saat Naora mengatakan itu, Daffa hanya bisa mengernyitkan dahinya, bingung harus membalas kata-kata Naora dengan apa. Dia jelas akan menolak permintaan Noara, tapi dia sadar kalau istrinya itu sedang sangat terpukul dan semakin terpukul oleh ulah dirinya.

"Oya, maafin aku, aku-,"

"Jangan bilang maaf lagi, Mas, semuanya udah terjadi dan..."

"Dan permintaan aku ini juga sebagai upaya untuk menyembuhkan diriku sendiri, terutama untuk menyembuhkan kepercayaanku ke kamu."

"Oya, aku-,"

"Jangan bilang apapun lagi, Mas, karena sekarang... aku gak bisa bedain mana omongan kamu yang jujur mana yang bohong."

Sakit.

Sakit banget mendengar kata-kata itu dari orang lain apalagi dari seseorang yang sangat teramat sangat Daffa cintai.

Daffa sendiri juga gak menyangka kalau kebohongan yang dia anggap demi kebaikan dan kesembuhan Naora sebelumnya malah menjadi bumerang pada dirinya. Dan meski ia ingin menolak keinginan istrinya itu, ada sorot mata memohon dan tak terbantahkan sekaligus di kedua mata Naora, membuatnya mengiyakan keinginan istrinya itu.

"Sebelum aku iyain kemauan kamu, boleh aku minta sesuatu dari kamu?"

Naora mengambil napasnya dalam-dalam lalu mengangguk perlahan. Dia hanya ingin segera menuntaskan percakapannya dengan Daffa lalu pergi ke kamarnya dan menguncinya supaya gak ada yang tahu kalau dia akan menangis semalam. Menangisi keadaannya, menangisi Nada, menangisi segalanya.

"Boleh aku cium kening kamu untuk terakhir kalinya sampe nanti kamu balik percaya lagi sama aku?"

Remuk.

Dan tanpa pikir panjang, Naora mengangguk.

Daffa mendekatkan dirinya ke arah Naora, lalu Naora memejamkan matanya, menunggu bibir Daffa mendarat di keningnya.

Dan ketika dinginnya bibir Daffa mencium keningnya, air mata yang ditahannya, meluncur cepat membasahi pipinya.

Daffa yang tahu bahwa istrinya itu menangis, langsung mengusap air mata Naora lalu memeluknya erat.

The Journey In Our ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang