35 : Canda

7.5K 512 27
                                    

35

○ Canda ○

-;-;-;-;-;-

Naora's POV

"Oya..."

Aku menoleh pada Daffa yang menahan lenganku ketika aku ingin membuka pintu kamar.

"Hmm?"

"Kamu--kita... gak tidur pisah lagi kan mulai hari ini?" tanyanya pelan.

Aku tersenyum lalu mengusap pipinya. Tangannya yang lain memegang tanganku yang ada di pipinya lalu membawanya ke bibirnya untuk dikecup, dalam dan lama.

Setelah menyelesaikan segalanya dan memilih untuk sama-sama kembali ke awal, sama-sama saling menata hati yang patah, kini, rasa rindu begitu aku rasakan.

Aku rindu.

Sangat.

"Oya, aku kangen," ucapnya lagi.

Ku kunci wajahnya di antara kedua tanganku, lalu perlahan ku dekatkan wajahku ke arahnya.

Daffa tidak memejamkan matanya, dia masih terus menatapku, membuatku terkekeh pelan.

"Tutup mata kamu cepetan," kataku.

"Gak mau, mau liat kamu terus soalnya," balas Daffa sambil semakin memfokuskan tatapannya padaku.

"Tutup dong, aku mau kasih kejutan tau!"

Kali ini Daffa yang terkekeh, "Apa coba kejutannya?"

Lalu aku kembali mendekatkan wajahku sampai jarak bibirku dengan bibirnya mungkin hanya.... shit penggaris mana penggaris biar akurat ngukurnya?!

"Aku juga kangen," bisikku lalu mendaratkan bibirku di bibir Daffa.

Aku tahu, Daffa tersenyum sebentar sebelum membalas ciumanku dan itu juga membuatku tersenyum di antara ciuman kami.

Daffa mendorong tubuhku perlahan untuk masuk ke arah kamar, tapi tetap aja Daffa gak henti-hentinya mendaratkan ciumannya entah di bibir, pipi, kening, leher, semuanya pokoknya. Gak fokus aku tuh sekarang.

"Mas..." ucapku lirih ketika Daffa mencium leherku.

Tapi kemudian dia berhenti.

PLIS NANGGUNG BANGET INI???

"Coba panggil kayak gitu lagi," katanya sebelum aku protes kenapa dia berhenti.

Bingung aku. Pusing. Gak fokus begini malah disuruh jawab.

"Kayak gitu tuh yang mana?"

"Yang barusan," jawabnya.

Ooooooh!

"Mas? Mas Daffa?" tanyaku.

Daffa kemudian tersenyum lalu tiba-tiba kembali menciumku.

Mohon maap ini ngegasnya gak bilang-bilang saya kaget ya!

"Kayaknya udah lama banget kamu gak manggil aku kayak gitu," jawabnya.

"Bilangnya itu mulu deh, yang lain dong," balasku.

Daffa kembali menghentikan ciuman-ciuman kecilnya untuk menatapku.

"Kamu mau aku bilang apa ke kamu sekarang? Aku turutin, beneran," kata Daffa.

Aku mengusap-usap pipinya perlahan lalu menariknya ke dalam pelukanku.

"Oya? Kenapa?"

"Aku cinta kamu, Daf," jawabku dan tiba-tiba Daffa menggulingkan tubuhku sehingga aku ada di atasnya sekarang.

The Journey In Our ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang