6 : Diam

5.8K 515 12
                                    

Hari ini double up ya, nanti malem aku publishnya.

Permohonan maaf karena up-nya telat:")

Kemarin ada sesuatu yang membuat tidak bisa up

Maafkan yaaaa

~~~~~~

6

○ Diam ○

-:-:-:-:-:-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-:-:-:-:-:-

Daffa's POV

Sejak kapan Naora jadi pendiem begini sih?

Gue mengamati dengan seksama kesayangan gue yang daritadi seolah menyibukkan dirinya dengan melakukan apa aja.

Dia lagi masak, tapi gak kelar-kelar, padahal makanan buat sarapan udah jadi tapi dia masih sibuk di depan kompor.

Gue menatap piring di hadapan gue dan Naora bergantian. Gak ada piring sarapannya dia dan itu adalah hal aneh. Sepanjang 4 tahun pernikahan, setiap kita lengkap ada di rumah, pasti gue dan Naora akan sarapan atau makan bareng. Makanya sekarang saat di meja makan cuma ada satu set sarapan buat gue, gue bingung.

Ditambah Naora adalah jenis orang yang gak bisa melewatkan jam makan terutama sarapan, karena maagnya akan sangat cepat kambuhnya kalau sampai dia melewatkan jan makannya.

"Oya," panggil gue tapi cuma dibalas dengan gumaman tanpa Naora menoleh ke arah gue.

"Oya," panggil gue lagi dan gue harus mengulangi sampai dua kali lagi baru Naora menoleh ke arah gue.

"Kenapa, Mas?" tanyanya, udah gak ngeliat gue karena dia kembali sibuk dengan masakannya yang gue gak tahu apa.

"Sini, sarapan sama aku," jawab gue.

"Mas duluan aja, aku belum laper, mau selesaiin ini dulu."

Gue menghela napas gue.

Ini Naora lagi kenapa sih? Tumben-tumbenan loh dia gak mau nemenin gue sarapan. Biasanya tiap gue di rumah dia selaluuuuuu aja nempel ke gue kek prangko, ya gue juga nempel sama dia sih, dan ini... kok... sekarang aku dianggurin gini sih, Ya?:(

"Oya, sarapan, nanti maag kamu kambuh," peringat gue sambil berjalan mendekat ke arahnya.

Naora yang memang berdiri membelakangi gue, sepertinya gak mengantisipasi kedatangan gue karena dia sekaget itu pas gue pegang pinggangnya.

Gue mengernyit, "Kenapa?" tanya gue, aneh aja gitu dia sekaget itu padahal gue biasa banget pegang pinggangnya tiap dia masak.

"Mas ngapain?"

The Journey In Our ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang