Hanif Abdurrauf Sjahbandi 🥋
Lantai 4 adalah kumpulan orang koplak yang entah bagaimana caranya Allah SWT menyatukan. Terdiri dari atlet Sepakbola, Bulutangkis dan Taekwondo. Atlet sepakbola yang paling banyak. Kata cewek-cewek di lantai 1 sih lantai 4 itu surganya cowok ganteng. Bayangkan saja isinya itu Kevin Sanjaya, Marcus Gideon, Jonatan Christie, Septian David, Bagas Adi, Hansamu Yama, Febri Hariyadi, MA. Wahyu, Putu Gede, Gavin Kwan, dan ya, harus ada yang mengakui aku juga ganteng. Ha ha ha.
Ini nggak bohong loh, ada salah satu temanku atlet renang di lantai 1 yang bilang kalau cewek-cewek di sana ngomongin cowok-cowok di lantai 4. Bahkan seorang Tontowi Ahmad dan Marcus Gideon yang sudah punya istri pun ikut dibicarakan. Ya begitulah pesona lantai 4, jangan heran.
Usai makan malam, kami semua kembali ke lantai 4, istirahat buat mulai latihan besok. Aku dan yang lainnya akan latihan di lapangan ABC Senayan, memulai taktik bersama Coach Milla. Sementara yang lain akan mencoba beberapa venue mereka.
"Kalian tadi ada yang nanyain," kata Bang Owi dalam lift yang isinya aku, duo Minions, Bagas, Ricky Fajrin dan MA. Wahyu.
"Siapa?"
Ricky Fajrin emang suka gerak cepat kalau menanggapi sesuatu. Biarkan saja, daripada dia makin gila dengan segala sesuatunya yang oaoe itu.
"Cik Butet."
"Lah, kagak ada yang mudaan dikit, Bang? Si Lindswell mungkin."
"Lindswell juga lebih tua dari kita!" Bagas menyahut dan menempeleng kepala Ricky Fajrin, biar dia itu ingat dia punya pacar di Semarang.
"Tapi kayanya yang paling penasaran si Apriyani sama siapa nggak tahu, yang giginya dibehel. Nanyain elo, Gas."
"Wajar sih, Bang, gue idola kaum hawa."
"Lo nggak akan disebut idola kaum hawa kalau belum ada emak-emak mengidolakan elo sampai gemes rasanya pengen cubit pipi lo tiap kali ketemu," sambar Kevin.
"Pengalaman, Pak?"
"Iya, Gas. Anjay kagak kalau lo lewat tiba-tiba ada emak-emak nemplok sambil cubitin pipi lo?"
"Ngeri. Ha ha ha."
Sementara Kevin dan Bagas bercerita tentang fans mereka masing-masing. Aku justru kepikiran perempuan yang menubrukku tadi sebelum masuk ke Wisma Atlet. Wajahnya menyebalkan begitu, apalagi deret giginya yang rapi pakai tambahan behel.
"Yang behel tadi atlet apaan, Bang?" Tanyaku pada Bang Owi.
"Kenapa? Lo minat juga?"
"Kagak ah!"
"Lo minat sama si Defia?" Sambar Wahyu.
MA. Wahyu, atlet taekwondo kategori poomsae putra. Ganteng, idola perempuan tapi memang tidak sementereng nama-nama lainnya.
"Enggak! Gue masih dendam aja sama dia. Dia nubruk gue sampai hampir ciuman mesra sama tanah. Udah gitu dia bego-begoin gue. Dia yang salah gue yang dibego-begoin. Kan kesel gue, Yu."
Wahyu menahan tawanya. "Lo pasti bilang ke dia kalau jalan pakai mata."
Aku kira si Wahyu ini di luar jadi atlet taekwondo dia juga jadi dukun beranak, eh maksudku, dukun peramal.
"Iya kan? Ah, udah berapa banyak orang yang dia tubruk terus bilang kalau jalan pakai mata terus dia bilang kalau jalan itu pakai kaki, bego!"
"Tepat, dia bilang kaya gitu!"
"Ha ha ha."
Semua orang tertawa tepat saat kami sampai di lantai 4. Di lorong menuju kamar masing-masing, tapi kami lebih memilih duduk-duduk di tepi lorong dulu.
![](https://img.wattpad.com/cover/163045872-288-k941795.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Wisma Atlet Love Story
FanfictionDefia Rosmaniar Kubilang aku tidak akan punya kekasih pemain sepakbola, tuntutannya terlalu tinggi, bisa tiap hari oleng kalau harus dengar nitijen mencemooh kekasihku ketika permainannya turun. kalau boleh memilih aku ingin menjadi kekasihnya Pak I...