5. Balada Permainan Ludo

6.1K 587 109
                                    

Hanif Abdurrauf Sjahbandi ⚽

Latihan perdana di lapangan ABC Senayan, kompleks Gelora Bung Karno Stadium, tapi kami belum ada di sana, masih di hall menunggu Coach Milla dan Bang BES yang sedang berkoordinasi masalah transportasi. Padahal itu bukan ranah mereka berdua, tapi yang namanya Coach Milla itu detail sekali, apapun dia perhatikan. Sementara kami masih menunggu sambil berbincang-bincang. Jam latihan memang masih satu jam lagi, berangkat lebih awal, menghindari kemacetan.

Aku, Bagas, David, Febri dan Yama sibuk bermain Ludo, permainan yang sudah bosan aku mainkan, tapi kami sedang mengadakan game kecil yang berkaitan dengan Ludo. Dalam setiap urutan kemenangan nanti akan ada hadiah dan tantangan. Yang juara 1 nanti wajib mendapatkan nomor telepon cewek yang dia inginkan, yang juara 2 mendapatkan nomor cewek yang ditentukan oleh sang juara, yang urutan 3 mendapatkan nomor telepon cewek yang ditentukan oleh runner up sementara yang nomor urut 4 dan 5 wajib mengusahakan nomor-nomor telepon cewek yang mereka-mereka mau.

Awalnya aku tidak berminat main permainan macam ini tapi ya dipaksa sama mereka-mereka. Siapa tahu kalau menang nomor satu bisa dapat nomor teleponnya atlet polo air putri. Ha ha ha. Bisa kasih menantu buat Mama.

"Whooa, whooa, kok menjauh lagi sih!"

David dan Bagas yang paling heboh, itu teriak-teriak sampai atlet-atlet yang sedang berjalan keluar maupun ke dalam menoleh ke arah kami.

"Anjay, gue pengen dapet nomornya Lindswell Kwok!"

Febri berteriak tepat saat yang punya nama lewat di hadapan kami. Dia langsung berhenti dan menunjuk dirinya sendiri.

"Mampus! Lindswell tuh!"

Yama langsung menutupi wajahnya, malu akibat Febri yang asal ngejeplak saja.

Yang punya nama mendekat. Berkacak pinggang menatap Febri dengan sangat mematikan sementara Febri memilih meringis saja.

"Apa lo sebut-sebut nama orang tua? Kualat lo ya!"

"He he."

Aku, David, Bagas dan Yama hanya menahan tawa saja.

"Atlet apaan lo?"

"Atlet sepakbola, Beb, eh, Kak, eh, Sis."

Rasanya aku pengen noyor mulut Febri, seenaknya dia bilang kaya gitu, manggil Beb lagi kan. Padahal dia juga tahu Lindswell Kwok itu lebih tua dari kita-kita. Bahkan yang kami dengar, dia akan memutuskan pensiun usai gelaran Asian Games. Memang ya si Febri itu suka yang lebih tua. Kalau semua pada lihat video di bola.com yang Febri sama Egy kalau nggak salah, ditanya siapa artis yang mau dipacarin, tahu dong dia jawab siapa? Iya Wulan Guritno. Ha ha ha.

"Emangnya gue admin olshop lo panggil Kak sama Sis?" Bentak Lindswell yang sebenarnya aku tahu dia menahan tawa.

"Terus gimana dong? Lindswell? Kwok? Atau Sayang?"

"Anjay!" David, aku, Bagas dan Yama kaget dengan tingkah Febri. Dia seberani itu gila.

"Dasar lo! Anak kecil!" Lindswell menoyor kepala Febri lalu melangkah pergi. "Ingat ya! Sebut-sebut nama orang tua bisa kualat! Lagian cowok kok pada ngegosip! Latihan sana!"

Kami semua tertawa saat Lindswell benar-benar menghilang dari pandangan kami.

Setelahnya kami berangkat ke lapangan ABC masih sambil bermain Ludo. Masih ditambah lagi peraturannya. Nanti yang juara 4 dan 5 akan mendapat nomor telepon cewek juga yang dicarikan oleh juara 1-3 tapi harus kirim pesan "Hai cewek" ke nomor itu. Perasaanku sih sudah tidak enak kalau sudah begini. Sementara aku masih di posisi ketiga sementara Bagas sudah tinggal 1 saja yang belum masuk.

Wisma Atlet Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang