27. Maaf

2.2K 303 17
                                        

"Gua gak nyangka lu sekasar itu sama seorang cewek. Pengecut lo!"

Yoongi mulai berdiri melihat Jimin yang masih tersungkur dengan wajahnya yang bonyok. Tangannya terkepal kuat, dan matanya memerah memendam semua emosinya.

Menerima pukulan bertubi-tubi dan kata-kata kasar tak membuat Jimin merasa bersalah, ia hanya tertawa kecil menanggapi semuanya. Sepersekian detik berikutnya, ia mulai berdiri tertatih sembari menyeka goresan yang dipenuhi darah di beberapa bagian wajahnya.

"Terserah, gua gak peduli!" ucap Jimin cuek kemudian menggandeng tangan Seulgi keluar dari ruang tamu yang dianggapnya gerah itu.

Jennie mulai menittikkan air mata. Tampaknya batas kesabarannya hanya sampai disitu. Mereka yang melihat itu menjadi terdiam. Selama beberapa tahun mereka berteman tetapi pertama kalinya mereka melihat Jennie menangis.

Tentu saja, perkataan Jimin tersebut membuat Jennie sakit hati.

"Gak nyangka gua, Jimin kok gitu sama kita?" ucap Taehyung sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

Mendengar itu, Irene langsung menjitak kepala taehyung

"Aw, kenapa di jitak beb?" ringis Taehyung memegang kepalanya.

"Beb beb pala lo. Baru sekarang lo buka mulut, kenapa gak daritadi sih!" kesal Irene.

"Duh, maaf deh beb. Takutnya kalo tadi gua banyak omong nanti makin rusuh," jawab Taehyung dan langsung dipelototi oleh Irene membuatnya terdiam seketika.

"Jen udah dong, jangan nangis lagi, gua ikutan sedih nih," ucap Lisa sambil mengelus punggung Jennie.

Jennie menangis tanpa suara namun nafasnya terdengan tersenggal dan bahunya naik turun. Pasti sangat sakit rasanya.

"Udah lah, Jen. Orang gila kayak dia gak usah lo denger," timpal Yoongi.

Jennie mulai menghapus air matanya kasar, pandangannya terangkat melihat Yoongi, "makasih," lirihnya pelan.

04.48

"Ini udah hampir pagi, mendingan kita packing dulu," saran Jungkook dan yang lain hanya mengangguk.

Mereka kini packing membereskan semua barang-barang mereka dan memastikan agar tidak ada yang tertinggal. Setelah selesai packing mereka akhirnya menuju ke mobil Jungkook.

Baru saja ia ingin naik, tangannya langsung di cegat oleh seseorang.

"Lo ke sini bareng gua, jadi pulang pun harus bareng gua juga," ucap Jimin menahan Rose.

"Lepasin gua," ucap Rose berusaha melepaskan genggaman tangan Jimin.

"Gak. Pokoknya lo pulang bareng gua, gua udah janji sama mama lo buat jaga lo," kata Jimin mengeratkan pegangannya.

"Sakit ... " lirih Rose.

Detik berikutnya, seseorang menghempaskan tangan Jimin hingga pengangannya terlepas, "lo buat dia kesakitan," desis Jungkook tajam.

"Maaf," ucap Jimin sambil menunduk.

"Ga ada gunanya lo minta maaf sama gua. Lebih baik minta maaf sama mama gua karena lo udah ingkar janji buat jagain gua. Kayaknya gua lebih aman sendiri daripada sama lo," ucap Rose dengan raut wajah kecewa.

"Semalam udah bikin Rose sampe nangis-nangis, sekarang malah maksa. Gak tau diri banget sih lo!" cibir Lisa yang sudah duduk di dalam mobil Jungkook.

"Karena itu, gua pengen nebus kesalahan gua," ucap Jimin sendu.

"Nebus kesalahan? Semudah itu? Gak sehat lo ya?! Mana bisa woi, setelah semua yang lo lakuin dengan gampangnya lo bilang begitu?" emosi Lisa.

"Rose ... " lirih Jimin tak peduli dengan kata-kata Lisa.

Just Friend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang