Tubuh Rose langsung ambruk seketika bahkan sebelum ucapannya selesai. Hal itu membuat Jungkook dan Jimin panik. Keduanya pun melupakan perdebatan mereka tadi.
"Rose!" Jimin yang panik mulai menepuk-nepuk pipi Rose berharap gadis itu segera sadar.
Berbeda dengan Jungkook yang langsung menghalangi Jimin dan mengangkat tubuh Rose. Mereka, terutama Rose akan semakin kepananas jika terus berada di sana. Oleh karena itu, Jungkook berinisiatif membawa Rose ke UKS.
Jungkook segera membaringkan tubuh Rose di bangsal UKS. Para petugas UKS pun dengan sigap mendekatkan minyak angin ke hidung Rose berharap Rose cepat sadar.
"Ini semua gara-gara lo!" tukas Jimin sambil menatap Jungkook.
"Lo yang mulai ngoceh duluan!" balas Jungkook tak mau kalah.
"Andai lo gak ikut-ikutan dihukum, gua gak bakal ngoceh panjang lebar dan Rose gak bakal pingsan!" Jimin pun menimpali.
Jungkook hanya diam, malas meladeni ocehan Jimin. Jungkook terfokus menatap Rose dengan raut wajah khawatir.
"Apa lo suka sama dia?" sambung Jimin bertanya ketika melihat bagaimana Jungkook menatap Rose.
"Apa kelakuan gua kurang jelas? Gua rasa lo tau jawabannya," jawab Jungkook.
Terdiam Jimin setelah itu. Ia memikirkan perkataan Jungkook. Dan benar, Jimin tahu jawabannya. Fakta bahwa Jungkook menyukai Rose terasa aneh baginya. Bukan perihal bahwa Jungkook adalah orang yang menyebalkan, tetapi kenyataan bahwa seseorang yang lain menyukai sahabatnya. Itu yang membuatnya aneh.
"Kalo lo?" Jungkook melontarkan pertanyaan untuk Jimin.
"Hah?"
"Selama beberapa tahun hidup berselahan sama Rose, lo gak punya perasaan apapun ke dia?" ucapnya memperjelas pertanyaannya.
Jimin terdiam sejenak. Ia sama sekali tidak pernah memikirkan hal itu. Hari-hari menyenangkannya bersama Rose berlalu begitu saja. Ia senang bersama Rose, tentu saja. Namun, berbicara soal perasaan, ia kurang yakin.
"Lo emang selemot itu kah buat sekedar jawab pertanyaan simple doang?" sambung Jungkook yang tak kunjung mendapat jawaban dari Jimin.
"G-gua gak mungkin suka sama Rose," jawab Jimin dengan suara pelan. "Gila apa lo! Gua udah anggep Rose sebagai adek sendiri, lagi pula gua udah punya pacar!" sembur Jimin lalu tertawa hambar.
"Syukur deh, artinya gua masih punya kesempatan," ucap Jungkook
"Jadi kalo misalkan gua suka sama Rose, lo gak ada kesempatan gitu?" tanya Jimin lagi tetapi Jungkook tak menjawab.
Tiba-tiba Rose bergerak-gerak dan membuka mata perlahan.
"Rose lo udah sadar? Lo gapapa?" tanya Jungkook khawatir.
"Iya. Gua gapapa kok, cuma pening dikit. Palingan cuma kecapean doang kok," ucap Rose yang agak pucat.
"Eh, akhirnya lo sadar juga. Makanya Rose, gakbusah sok kuat, tadi ditawarin ke UKS gamau, nah gini kan jadinya. Bikin repot aja lu," oceh Jimin.
"Maaf," kata Rose cuek.
"Lah tumbenan si rose cuek gini, biasanya juga nyolot kalo di kasih tau." Gumam Jimin dalam hati.
"Rose lo kenapa woi?!" Lisa tiba-tiba dateng ke UKS dengan tampang terkejut.
"Astaga neng, bisa nyelow ga sih!" protes Jimin tetapi Lisa tidak menghiraukan.
"Gapapa Lis, cuma kecapean soalnya tadi kena hukum sama pak Seungri," jelas Rose.
"Kok bisa?" tanya Lisa.
"Telat," jawab Rose singkat.
"Kok lo bisa tau Rose di sini?" tanya Jungkook ke Lisa.
"Oh itu, tadi gua kebetulan jalan sendiri di koridor terus gua denger anak-anak pada ngobrolin tentang lo yang ngegendong Rose ke UKS," jelas Lisa.
Rose yang mendengar bahwa dirinya digendong Jungkook langsung tersipu. Jungkook lagi? Itu mengingatkannya pada malam ulang tahun Heejin saat Jungkook ....
Ah, Rose tidak ingin mengingatnya.
"Bukannya tadi sepi ya? Soalnya masuk jam pertama. Kok bisa ada yang lihat Rose di gendong sama Jungkook?" tanya Jimin heran.
"Hm iya juga sih tapi siapa coba?" kata Rose yang sudah baikan juga ikut bingung.
"Halah, palingan siswa yang kebetulan izin ke toilet gak sengaja lihat," ucap Lisa positive thinking.
"Udahlah. Gausah di pikirin, mending lo istirahat deh. Gua ke kantin dulu beliin lo makan soalnya lo belum sarapan kan?" kata Jungkook hendak pergi.
"Tunggu!" Rose menahan Jungkook sambil memegang tangannya. "Eh maaf," kata Rose salting menyadari kalau barusan ia memegang tangan Jungkook.
"Heh, Rose ngapain sih lo megang tangan Jungkook segala? Gatau malu deh lo!" sahut Jimin julid.
"Apa sih lo!" Rose menatap Jimin tajam.
"Kenapa Rose?" tanya Jungkook.
"Eh itu, entar aja ke kantinnya," ucap Rose.
"Oh yaudah kalo gitu, serah lo. Yang penting lo baik-baik aja," kata Jungkook.
Rose cuma mengangguk membalas perkataan Jungkook.
"Daripada gua disini, mendingan gua keluar aja lah yeuh, gua pingin nemuin Seulgi dulu hehe, kangen gua. Lalalalalalisa dan Juki tolong jagain sahabat gua yang ga jelas ini yah. Gua pergi dulu bye!" kata Jimin mengacak rambut Rose kemudian pergi begitu saja.
Setelah Rose sudah merasa baikan, dia pun langsung menuju ke kelas bersama Jungkook. Di kelasnya, Rose langsung mendapat tatapan sinis para siswi yang asyik bergosip dan mereka langsung menatap ke arah pintu saat Rose masuk.
Tak ingin berurusan ataupun mencari masalah, Rose lebih memilih mengabaikan mereka.
"Astagaaa gua lupaa!" Rose menjitak jidatnya sendiri.
"Lupa apa?" tanya Jungkook.
"Besok ultahnya Jimin. Gua belum buat persiapan apa-apa," kata Rose kemudian mengacak rambutnya frustasi.
"Gimana kalo kita siapinnya bareng-bareng aja?" tawar Jungkook walau sebenarnya sangat tidak ingin. Ini semua demi Rose.
"Oh, boleh tuh. Entar pulang sekolah kita kumpul di rumah gua. Yuk kasih tau anak-anak yang lain!" ucap Rose antusias.
🌹🌹🌹🌹
"Dateng juga lo," ucap jimin yang sedari tadi menunggu Rose untuk pulang bersama.
"Hehe yuk," ajak Rose.
Mereka berdua pun akhirnya berjalan menuju ke halte.
"Eh Jim, gua gak pernah lihat lo sama Seulgi hari ini, padahal kalian kan pacaran," ucap Rose mencairkan suasana.
"Lah, tadi gua barengan kok di kantin pas istirahat. Kan udah gua bilang tadi pas lo di UKS, gua mau nemuin Seulgi. Gimana sih lo," ucap Jimin.
"Oh gitu ya," Rose cuma manggut-manggut.
Dirumah rose
Sekarang, Rose dan kawan-kawan sudah ada di rumahnya. Mereka akan mempersiapkan kado untuk Jimin. Dan untuk dekorasi, mereka akan melakukannya di rumah Jimin esoknya.
Ya, di rumah Jimin karena dialah yang akan berulang tahun.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Friend [END]
De TodoFOLLOW SEBELUM MEMBACA. Bagaimana jika persahabatan yang di bina sejak lama perlahan akan hancur begitu saja hanya karena perasaan sepihak? Namun, siapa yang salah? Tidak ada. Nyatanya perasaan itu tumbuh begitu saja tanpa tahu kepada siapa ia singg...