"Kok gua sih? Dalam rangka apa gua mau bunuh lo?" sewot Jimin yang merasa tak terima disalahkan.
"Rose, lo tenang dulu, Duduk dulu terus bicara baik-baik biar adem gitu. Jimin kenapa emang? Kenapa lo bilang dia mau bunuh lo?" tanya Jungkook sembari menenangkan Rose.
Menarik nafas dalam, Rose kemudian duduk di sofa memandang Jimin dengan tatapan dendam.
"Jadi, Jimin tadi ngechat gua. Dia nyuruh gua ke gudang belakang, katanya ada hal penting yang mau dia omongin sama gua. Nah, pas gua di sana ini anak lama banget gak dateng-dateng. Beberapa saat, ada asap ngepul dan ada api di sana. Gua mau buka pintu tapi pintunya macet jadi dengan terpaksa gua dobrak pintunya sampai bahu gua rasanya mau retak," jelas Rose panjang lebar dengan nada ketus.
Tentu saja temannya yang lain terkejut mendengar cerita Rose.
"Berarti sekarang di sana apinya belum padam?" tanya Taehyung dan diangguki oleh Rose.
Dengan cepat, mereka semua bergegas keluar menuju ke gudang belakang untuk memadamkan api yang kini sudah melahap hampir sebagian gudang tersebut. Untunglah cuaca malam ini dingin jadi api tidak cepat menyebar.
"Tinggal dikit lagi. Jangan nyerah, siram terus!" teriak Yoongi.
Setelah menyiram api dengan air juga menyemprotnya dengan alat pemadam kebakaran, akhirnya apinya pun padam. Mereka semua kembali ke dalam Villa hendak membicarakan kembali kejadian tersebut.
"Jadi maksud lo apa ngirimin gua chat kayak gitu?" tanya Rose.
"Maap ya Rose, tapi dari tadi siang sampai sekarang gua gak tau HP gua dimana. Lo bisa tanya sama mereka semua betapa kesusahannya gua nyari-nyari HP gua dari tadi," balas Jimin dan teman-temannya yang lain mengangguk membenarkan ucapan Jimin.
"Terus siapa dong? Gak mungkin setan 'kan? Nih coba lu lihat," kesal rose sambil menyodorkan ponselnya memperlihatkan chatnya dengan Jimin.
"Sejak kapan gua ngetik chat di singkat kek gitu?" tanya Jimin skeptis.
Rose terdiam saat itu juga, benar yang Jimin katakan. Jimin bukan tipe orang yang mengirim chat dengan kata-kata yang disingkat.
"Terus siapa?" gumam Rose masih bingung.
"Pasti ada orang yang sengaja pake HP Jimin buat ngejebak Rose. Tapi siapa ya?" pikir Jennie.
"Masa sih? Kalo kita-kita mah gak mungkin ngelakuin itu," celetuk Irene.
"Gua setuju sama Jennie, pasti ini semua sengaja. Pasti ada yang sengaja ngelakuin ini. Lihat aja, gua bakalan cari tau dan gak bakal maafin tuh orang yang udah ngelakuin ini," kata Lisa sambil mengepalkan tangannya kuat-kuat.
"Woah, selow neng, jangan ngegas. Kita juga mau tau siapa pelakunya," ucap Taehyung menengahi.
"Udahlah, yang penting Rose gapapa. Mending sekarang lo bersihin badan dulu deh," saran Yoongi pada Rose.
Rose mengangguk kemudian bangkit dari duduknya dengan perasaan yang entah bagaimana.
"Bentar," tahan Jennie seraya berpikir. Semua pandangan tertuju padanya sekarang, "Seulgi mana?" tanyanya menatap satu per satu temannya. Semuanya di sana kecuali Seulgi
"Lah, ngapain lo cari dia?" tanya Jimin heran.
"Mana dia?!" bentak Jennie yang membuat semuanya diam.
Seulgi langsung tiba-tiba muncul dari dalam kamarnya. Seulgi memegang sebuah ponsel berwarna silver. Tunggu, bukankah ponsel itu milik ....
"Heh darimana lo? Daritadi lo gak ada. Lo juga gak ikutan makan malam tadi," sarkas Jennie menatap Seulgi tajam.
"Sans Jen," ucap Jungkook menenangkan Jennie.
"Diem lo," Jennie menunjuk Jungkook dengan telunjuknya, "lo darimana, hah?" lanjutnya mengalihkan padangannya pada Seulgi.
"A-aku di kamar kok. Tadi tidur," kata Seulgi gugup.
"Kenapa lo tiba-tiba gugup? Gua cuma nanya," balas Jennie.
"Jelas orang gugup, lo nanyanya kayak setan sih," timpal Jimin dan langsung dipelototi oleh Jennie.
"Bukannya itu HP Jimin?" tanya Lisa.
"Ini-"
"Ooh jadi lo mau nyolong? Apa jangan jangan lu yang udah pake HP Jimin buat ngechat rose dan lo yang rencanain ini semua 'kan?" Irene ikut menimpali.
"Jangan asal nuduh deh kalian," celetuk Jimin.
"Dia ini patut di curigai, sejak sore ini anak gak tau kemana. Pas kita lagi panik pademin api dia juga gak ada. Masa iya dia gak denger sih?" sewot Lisa.
"Aku beneran tidur," jawab Seulgi masih membela diri, "Ini juga HPku, bukan punga Jimin," lanjutnya.
"Coba gua lihat," Jennie langsung merampas ponsel yang Seulgi pegang kemudian langsung membukanya. Di sana terpampang dengan jelas wallpaper dengan wajah Seulgi menandakan itu benar ponsel Seulgi.
"Ck, gua masih yakin, ada yang gak beres disini," sinis Jennie menatap Seulgi kemudian mengembalikan ponsel tersebut seraya pergi dari sana.
"Rose, kamu kenapa?" tanya Seulgi yang mengabaikan Jennie lalu fokus pada Rose.
Rose lalu menghela nafas sejenak, "Gua gapapa," ucapnya datar kemudian berlalu begitu saja.
"Seulgi, lo gak makan? Dari tadi lo belum makan. Sana gih, di dalem masih ada makanan kayaknya," suruh Jimin dan diangguki oleh Seulgi.
Setelah beberapa saat, Rose kini sudah membersihkan badan dan sekarang duduk bersama Jungkook dan Jimin di teras.
"Hm, kayaknya beneran Seulgi deh yang ngelakuin ini ke gua," sahut Rose sambil berpikir.
"Atas dasar apa lo bilang kayak gitu?" tanya Jimin
"Cuma firasat gua sih."
"Itu namanya lo nuduh. Gua udah kenal baik sama Seulgi dan gua percaya kalo Seulgi gak bakal ngelakuin itu. Cewek lemah kayak dia mana bisa," kata Jimin yakin.
"Gak nuduh, cuma firasat. Ngerti gak sih?" Rose mulai meninggikan nada bicaranya.
"Terlepas dari firasat atau apalah itu, kalo curigain orang tanpa bukti namanya tetep nuduh lah. Lo harusnya bersikap dewasa dikit Rose, jangan asal ngomong. Tuh mulut jaga, jangan kayak cabe," ucap Jimin serius.
Mendengar kata 'cabe', Rose menoleh ke arah Jimin, menatap lelaki itu skeptis. Baru kali ini Jimin mengatakan sesuatu yang seperti itu padanya. Rose tidak masalah jika diumpati dengan sumpah serapah namun 'cabe'? Ia tidak suka itu.
"Apa? Cabe? Lo ngatain gua cabe?"
"kalian jangan berantem. Kita itu butuh kerja sama buat pecahin masalah ini. Kalian berdua tolong jangan nambah masalah," Jungkook akhirnya menengahi membuat keduanya membuang tatapan membelakangi satu sama lain.
"Baperan lo, ah. Males gua."
Jimin bangkit dari duduknya lalu pergi begitu saja. Masuk ke dalam Villa meninggalkan Jungkook dan Rose di sana. Rose yang melihat itu hanya bisa merutuk kesal dalam hati.
"sabar Rose, terkadang cowok emang agresif juga," ucap Jungkook yang mengerti ekspresi kesal Rose.
"Iya, gua ngerti kok," balas Rose.
"Oh ya, gua mau ngomong sesuatu." ucap Jungkook
"Apa?"
Kemudian Jungkook tersenyum manis mendekatkan wajahnya ke wajah Rose sehingga hanya ada beberapa cm jarak diantara mereka. Jujur saja, Rose terkejut dengan aksi tiba-tiba yang dilakukan Jungkook.
☜☆☞
T B C
Jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote serta kritik dan saran.
•
•
Terima kasih sudah sempatkan untuk baca.💙
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Friend [END]
De TodoFOLLOW SEBELUM MEMBACA. Bagaimana jika persahabatan yang di bina sejak lama perlahan akan hancur begitu saja hanya karena perasaan sepihak? Namun, siapa yang salah? Tidak ada. Nyatanya perasaan itu tumbuh begitu saja tanpa tahu kepada siapa ia singg...