Kemarin Jungkook sudah berangkat ke Jepang. Tadinya Rose ingin mengantar Jungkook ke bandara sekaligus menjadi alasannya untuk tidak masuk sekolah hari ini, tetapi Jungkook melarang keras. Jungkook tahu bahwa Rose ingin menghindari masalah yang menimpanya dan ia ingin Rose menghadapinya bukan malah kabur. Jadi mau tak mau Rose tetap berangkat ke sekolah.
Sepanjang hari di sekolah Rose banyak menghabiskan waktu sendirian. Gosip tentang dirinya belum juga mereda jadi wajar jika tak ada yang ingin mendekatinya. Namun, setidaknya ia makan bersama Jennie pada saat jam istirahat kedua.
Belakangan ini ia memang merasa kesepian bahkan di rumah sekali pun. Jisoo sudah pulang, papanya jarang sekali berada di rumah karena bertugas di luar kota, begitupun mamanya yang selalu sibuk mengurus arisan dan bisnis lainnya. Dirinya yang dulu dikelilingi oleh banyak orang kini merasakan yang namanya kesepian.
Seperti hari-hari kemarin, Rose menunggu bus di halte sepulang sekolah. Dia duduk sendiri dengar earphone yang terpasang di telinganya. Lantunan lagu terus mengalun membuat matanya terpejam dan indra pendengarannya menikmati lirik demi lirik.
Saking larutnya mendengarkan lagu, Rose sampai tidak menyadari kedatangan Jimin yang entah sejak kapan sudah duduk disebelahnya.
Sudah beberapa hari Jimin tidak naik kendaraan pribadinya ke sekolah dan lebih memilih kendaraan umum. Selain untuk menghemat, sejujurnya Rose juga jadi alasan lainnya. Dia ingin memperbaiki hubungannya dengan Rose tetapi entah apa yang harus ia katakan.
Tanpa aba-aba, Jimin langsung mengambil salah satu earphone yang dipakai oleh Rose, turut mendengar lagu yang di dengar oleh gadis disampingnya. Sementara itu Rose langsung membuka mata menyadari seseorang telah melepas salah satu earphone di telinganya.
Jantung Rose berdetak tidak normal saat itu juga. Perasaan senang, sedih, kecewa, semuanya bercampur jadi satu. Entahlah, itu sulit dijelaskan hingga keduanya memutuskan saling diam alias bungkam.
Mereka berdua larut dalam lagunya. Hingga tidak lama kemudian akhirnya bus pun datang. Rose menarik earphone yang dipakai Jimin kemudian langsung meninggalkan Jimin dan naik duluan ke dalam bus.
23.50
Sudah hampir satu hari berlalu. Sepanjang hari ini tidak ada seorang pun yang mengucapkan selamat ulang tahun padanya. Ya, hari ini adalah hari ulang tahunnya. Teman-temannya, orang tuanya, sama sekali tidak ada kabar. Rose hanya berusaha menyadarkan diri sendiri, bahwa dirinya kecil dan tidak sepenting itu untuk orang lain.
Ia tersenyum pahit melihat kue tart berukuran kecil yang ia beli tadi. Lalu di atasnya ia letakkan lilin yang juga berukuran kecil kemudian Rose menyalakan api pada sumbu lilin tersebut.
"Umur gua udah 18 tahun."
"Gua udah dewasa."
"Makasih buat angin yang udah nemenin."
"Makasih buat bintang yang mau nerangin"
"Makasih buat ... "
Ucapan Rose terpotong sebelum ia mengehela napas sesaat.
"Mama, papa, temen-temen, dan Jimin yang udah ngebuat Rose gak bakalan pernah lupain ulang tahun Rose ini."
Rose menitikkan air mata, kemudian menyekanya lagi. Angin berhembus masuk menerobos lewat jendela kamar Rose membuat lilinnya padam sebelum ia tiup.
Sama saja, itu semua tak ada artinya untuk Rose. Ini tidak terasa seperti hari spesial, malah sebaliknya.
•••
Di lain tempat, Jimin berkutat dengan pikirannya yang melayang entah kemana. Ia memandangi ponselnya yang menampilkan papan percakapannya dan Rose yang sudah lama kosong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Friend [END]
CasualeFOLLOW SEBELUM MEMBACA. Bagaimana jika persahabatan yang di bina sejak lama perlahan akan hancur begitu saja hanya karena perasaan sepihak? Namun, siapa yang salah? Tidak ada. Nyatanya perasaan itu tumbuh begitu saja tanpa tahu kepada siapa ia singg...