Rose dengan lesu bangun dari tempat tidurnya sambil sesekali mengucek matanya yang masih sembab gara-gara kemarin sore. Saat itu, Rose merasa tubuhnya sakit semua. Ia hanya bisa memaksakan diri saat berjalan karena merasa lemas.
Rose pikir, sesakit apapun dirinya selama ia masih bisa berjalan, ia tetap harus sekolah. Ditambah lagi, kemarin ia ada janji dengan Seulgi. Rose juga tidak tahu apakah Seulgi datang ke kafe sendiri atau juga tidak datang. Karena ia belum mengecek ponselnya sejak kemarin.
Lalu orang tua Rose pun masih dalam perjalanan pulang. Syukurlah pekerjaan mereka diluar kota sudah selesai.
Disekolah.
"Rose woi! Ngapain lo tidur dalem kelas? Bangun woi, sekolah bukan tempat tidur!" Bobby berteriak membangunkan Rose.
"Heh Bobby! Gak usah gangguin orang bisa gak sih? Masih pagi udah petakilan aja lo. Sok-sokan bangunin orang tidur, motto lo aja gini nih 'jika rumah adalah tempat belajar maka sekolah pun adalah tempat untuk tidur'," ledek Nayeon.
"Gak gitu kali, tapi gini nih. 'Kalo sekolah bukan tempat untuk tidur maka rumah pun bukan tempat untuk belajar'," celetuk Sungjae yang tiba-tiba datang entah dari mana.
"Ya sama aja. Lo gak usah bikin pusing dah!" bentak Nayeon.
"Apaan sih lo berdua. Motto gua ya biarin aja sih," ucap Bobby.
Sebenarnya Rose tidak tidur. Ia hanya menenggelamkan wajahnya di mejanya. Rasanya, kepalanya terlalu berat untuk ia angkat.
"Rose, lo sakit ya? Ke UKS yuk, biar gua jagain lo, sekalian jadiin alesan biar gua gak masuk di mapelnya bu Dara hehe," ucap Sowon yang sedari tadi memperhatikan Rose.
"Gak usah, Won," tolak Rose.
Rose hanya butuh waktu sendiri.
Tak lama kemudian, Jimin pun datang bersama Seulgi. Jimin yang melihat Rose tak seperti biasanya cukup tahu apa yang terjadi pada gadis itu. Dilihat dari tangannya yang pucat, Jimin menyalahkan dirinya atas hal itu, tetapi ia berusaha mengabaikannya.
"Jimin Subantet bin Abidin, sahabat lo sakit tuh," ucap Sungjae menunjuk Rose menggunakan dagunya.
Rose yang menyadari kedatangan Jimin, langsung mengambil tasnya, keluar dari kelas dan saat ia di depan pintu, ia berpapasan dengan Jungkook.
"Eh, Rose mau kema-"
Ucapan Jungkook terpotong saat Rose melewatinya begitu saja.
"Kenapa lagi tuh cewek," gumam Jungkook heran.
"Eh Jimin, lo ada masalah sama Rose?" tanya Nayeon si tukang gosip penasaran.
"Bukan urusan lo," kata Jimin cuek.
"Maaf sebelumnya Jim, tapi gua bertanggung jawab buat nyebar gosip baru di sekolah ini," kata Naeyon.
"Heh, Nayeon! Tujuan lo sekolah buat nyari ilmu apa buat nyebar gosip sih? Ga baik tau Nay," tegur Sowon.
"Lebih gak baik lagi kalau gak ada gosip terbaru. Pasti ini sekolah bakalan hampa. Lo juga sok-sokan negur gua, biasanya lo yang paling semangat kalo ada gosip hangat," kata Nayeon yang membuat Sowon Terdiam.
"Kamu ada masalah sama Rose?" tanya Seulgi. "Kamu baik-baik aja kan?"
"Iya aku baik-baik aja."
Setelah mendengar pembicaraan dari kelas Rose itu, Jungkook paham apa yang terjadi pada Rose. Meski tak tahu bagaimana lebih jelasnya, ia yakin semua itu ada hubungannya dengan Jimin.
Tanpa menunggu lagi, Jungkook segera berlari untuk mencari Rose. Tak membutuhkan waktu lama, akhirnya ia menemukan Rose yang duduk sendirian diatas rumput taman belakang sekolah mereka.
![](https://img.wattpad.com/cover/164308822-288-k988851.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Friend [END]
AléatoireFOLLOW SEBELUM MEMBACA. Bagaimana jika persahabatan yang di bina sejak lama perlahan akan hancur begitu saja hanya karena perasaan sepihak? Namun, siapa yang salah? Tidak ada. Nyatanya perasaan itu tumbuh begitu saja tanpa tahu kepada siapa ia singg...