Mohon perhatian
Cerita ini mengandung humor yang mungkin bisa membuat jangkrik berbunyi. Jadi jangan memprotes apabila cerita ini tak bisa membuat kalian tertawa.
.
.
Happy reading
.
."Eh... eh... "
Merasa dipanggil, Lev pun segera menengok kebelakang.
"Eh... eh... Bang jono, kenapa kau tak pulang-pulang..."
"Tarik mang Kuroo, " teriak Bokuto sambil goyang asoy geboy.
Lev yang merasa dikerjain pun cuma bisa pasang muka kesel. Kalau mau murka, Lev takut. Soalnya yang ngerjainnya itu duo kakak kelas sengklek, si Kuroo sama Bokuto.
Bokuto sama Kuroo asik joged bang Jono. Sementara Lev masih Setia ngeliatin mereka.
Tiba-tiba pak Ukai selaku guru olahraga lewat didepan Lev. Sebagai anak rajin dan berbakti tentu saja Lev cium tangan Pak Ukai.
"Pak Lev mau nanya," Lev ngomong sambil masih megangin tangan pak Ukai, takut Pak Ukai pergi. "Adzab buat kakak kelas yang suka ngeprank adik kelasnya itu apa ya?"
"Lev, kalau mau nanya begini jangan ke bapak. Bapak kan guru olahraga bukan guru agama."
◈
Hinata cuma bisa menatap bingung sohibnya yang lagi komat-kamit nggak jelas sambil nyeruput susu. Ingin bertanya, tapi takut disembur.
"Kags, lu kenapa?" eh ujung-ujungnya nanya juga.
"Diem lu Hinata bego, gue lagi kesel, jangan ngajak gue ngobrol, jangan ganggu gue, tinggalin gue sendiri!" Tuhkan disembur. Bukan pake susu, tapi pake omongan pedes.
"Gue cuma nanya, nggak usah gitu banget kali," Hinata langsung diem. Dia jadi bingung sekarang mau ngapain.
Tak berselang lama, masuk lah Lev yang sedang komat-kamit dengan muka kesel. Dalam hati, Hinata bertanya, apa lagi viral komat-kamit sambil masang muka kesel.
"Lev, lu kenapa?" lagi-lagi Hinata bertanya .
"Gue kesel sama duo kakak kelas sengklek. Tiap hari ngerjain adik kelas mulu, nggak takut adzab apa."
"Iya bener, mentang-mentang kelas tiga, tingkahnya pada belagu. Sukanya nyusahin kita aja." Kageyama tiba-tiba ikut nyambung.
"Jadi lu kesel gara-gara dikerjain kakak kelas juga?" Hinata ini emang hobinya nanya.
"Bukan dikerjain, lebih tepatnya dijadiin babu." Si tukang nyebar garem dateng juga. Dan sudah menjadi hukum alam, dimana ada Tsukishima, disitu ada Yamaguchi.
"Berisik lu! Kerjaan nyebar garem mulu," Kageyama tambah sewot.
"Tsukishima, lu tuh ternyata petani garem ya," hinata menyimpulkan secara sepihak. "Gue mau nanya, kalau garem sekilo harganya berapa?"
Berdecak pelan, Tsukishima lebih memilih ngasih kacang ke Hinata. Si tukang garem ini langsung duduk di bangkunya sambil masang headphone. Dan FYI, lagu yang lagi Tsukishima dengerin itu lagu 'wik... Wik... Wik...' Yamaguchi sendiri hanya bisa diam seribu kata ngikutin si tiang listrik berbalut garem itu, aleas Tsukishima.
"Lu jadi babu? Babunya sapa emang?" Hinata emang hobi nanya.
"Gue bukan babu!"
"Ngegas terus sampe mampus," Lev bicara dengan nada Bodo amat sambil menggali harta Karun di hidung.
"Gue nggak butuh di gas, gue butuhnya jawaban."
"Macem cewek aja kau Hinata," Lev masih setia ngupil pemirsah.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐇𝐚𝐢𝐤𝐲ū! ❝ Welcome To HQ Senior Highschool❞
Fanfictionཻུ۪۪⸙͎╰─►❝Selamat datang di SMA HQ. SMA yang katanya bisa membuat anda migrain sekaligus tergelak. Jangan di buat serius, nanti anda sekalian frustasi. Santai, ...