Semenit yang lalu, baru aja pak pico bagiin hasil ulangan matematika ke anak-anak kelas 1-1. Dan sekarang mereka lagi adu siapa yang paling gede. Bukan nilai mereka yang diadu, bukan juga anu mereka. Mereka lagi ngadu siapa yang angka nol nya paling gede.
"Gedean juga buletan gue," kata Lev, bangga. "Ukur aja lingkarannya!"
"Eee... Ngukur lingkaran gimana caranya? Kalo ngukur tinggi gue tahu, pake jengkal tangan," kata Koganegawa.
"Ukur aja panjang diameternya." Tumben Hinata encer.
"Pake jengkal tangan?" Tanya Koganeigawa.
"Pake langkah kaki," jawab Hinata. "Ya pake penggaris lah!"
Akhirnya Koganegawa ngukur lingkarannya. Terus bandingin sama punya Lev. "Asem, cuma beda dua senti." Koganegawa, lemah, letih, lesu.
"Semua soal lo isi ya kog?" tanya Lev.
"Iya. Tapi kan salah semua," kata Koganegawa.
"Yee pantesan. Kalo gue nggak diisi sama sekali. Gue cuma nulis permintaan maaf karena nggak bisa ngerjain soal sama sekali."
"Berarti lo nggak mikir dong?" Tanya Hinata.
"Mikir kok! Mikirin kata-kata permintaan maaf gue ehehe..."
Sementara itu, di pojokan sana, Kageyama lagi fokus banget ngerjain sesuatu. Oh ternyata dia lagi modif nilai nolnya. Angka nol yang hampir menuhin satu lembar jawaban itu di kasih dua mata, dua hidung, satu mulut —ada gincunya pula. Nggak lupa dikasih rambut biar makin cantik.
Kageyama tersenyum puas melihat masterpiece nya itu. Biarlah nilai matematika anjlok. Yang penting jiwanya tetap kreatif.
Ya, satu kelas kompak kebangetan. Mereka semua dapat nilai nol. Tak terkecuali Tsukishima dan Yamaguchi.
Kok bisa gitu?
Masalahnya bukan ada di tingkat kesulitan soal, bukan juga waktu yang mepet, bukan juga pak Pico yang suka badmood kalo ngasih nilai. Tapi...
Ini soalnya di tulis pakai bahasa arab .
Ngerjain soal matematikanya aja udah bikin kepala seperti pop corn yang meletup-meletup (jangan dinyanyiin) eh ini, malah ditulis pakai bahasa arab.
Tsukishima nggak terima. Sangat nggak terima. Doi lebih milih ngerjain 5 soal level anak sd ketimbang ngerjain soal level HOTS pake bahasa arab.
Ini kali pertamanya Tsukishima dapet nilai nol sendirian. Biasanya yang doi dapet nolnya selalu ditemenin sama angka lain. Ntah itu sembilan, delapan, kadang nolnya ada dua terus didepannya ada angka satunya. Tsukishima emang top cer pinter. Makannya sulit tercermar virus bodoh anak sma HQ.
"Yam, lo terima nggak sih dapat nilai segini?!"
Yamaguchi diem dulu sambil garuk-garuk pipi. "Kalo Tsukki nggak terimak, gue juga nggak."
"Good. Gue nggak terima soalnya," kata Tsukishima. "Lo ikut gue protes ke kepsek."
"Siap Tsukki!" Yamaguchi mah nurut aja sama Tsukki. Di anuin juga bakal nurut. Maksudnya di bunuh.
"Kalian ngerasa kesel nggak? Ngerasa terima nggak kalo dapat nilai segini?!" Setelah berhasil bujuk Yamaguchi. Tsukishima pun mencoba ngompor-ngomporin yang lainnya.
"Eh kalo gue sih terima-terima aja. Biasanya juga dapat segini," kata Hinata.
"Gue juga sih," kaga Koganegawa.
"Emang kenapa Tsuk?" Tanya Lev.
"Kalo kalian nggak terima, gue mau ajak kalian buat protes bareng."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐇𝐚𝐢𝐤𝐲ū! ❝ Welcome To HQ Senior Highschool❞
Fanfictionཻུ۪۪⸙͎╰─►❝Selamat datang di SMA HQ. SMA yang katanya bisa membuat anda migrain sekaligus tergelak. Jangan di buat serius, nanti anda sekalian frustasi. Santai, ...