Jam 5 subuh

2K 307 37
                                    

Jadi pagi ini sepi banget. Hinata bingung kan ya. Eh pas dia lihat jam ternyata masih jam lima subuh. Dia berangkat kepagian ternyata.

Rajin sih tapi lebih nyerempet kek bego.

Dilapangan ada anak paskib yang lagi latihan. Katanya sih mereka mau lomba bentar lagi. Sebenernya Hinata pernah daftar buat jadi anggota paskib. Patah-patahnya bagus, rata-rata air oke, stamina oke, gerakannya penuh tenaga nggak loyo. Masalahnya ya cuma itu, dia terlalu pendek.

Kalau dienget lagi bikin nyeri didada. Dari kecil kan cita-cita Hinata pen bisa ikut paskib. Biar nanti kalo tujuh belasan bisa ikut ngibarin bendera di lapangan kecamatan.

Yaudahlah dari pada tambah sakit ati liatin paskib mending Hinata caw ke kelas aja.

"ANJENGGGG!"

"Apasih pagi-pagi dah kasar aja."

"Ngapain sih lo berdiri di pojok tergelap kelas. Gue kila lo seledingmen." Hinata ngos-ngosan. Jatungnya dag dig dug kenceng kayak waktu ketemu doi.

"Slenderman kali!"

"Sama ajehlah."

"Beda bego!"

"Samelah, merekaken sama-sama berawalan huruf  S."

"Ngapa nada lo jadi kek upin ipin?!"

"Suka-suka aku jelah." Hinata nyamperin Lev yang masih aja berdiri dipojokan. Heran deh, ngapain coba pagi-pagi dah mojok. Mending ada temennya, nah ini alone. Mau challenge kesurupan apa. Kalo gitu Hinata mau ikut deh. Diakan belum pernah kesurupan barangkali aja seru. "Lep, gue ikutan ya?"

"Ikutan apa?"

"Ikutan challenge kesurupan."

"Bege! Sapa juga yang lagi main chellenge gitu!"

"Terus ngapain lo berdiri di sini!"

"Gue nggak bisa duduk."

"Why?"

"Ada bisul dipantat gue!"

Duh Hinata jadi ngakak kan. "Makannya kalo duduk tuh di kursi, jangan di bantal."

Lev tutup telinga. Muak dia sama nasehat macem gitu. Padahal Lev nggak pernah duduk diatas bantal  dia duduknya diatas guling.

"Lev tumben dah lo dateng pagi banget?"

"Kemarin kan gue abis telat. Dan tenyata telat itu nggak enak." Lev insap nya cepet juga ternyata. "Jadi biar nggak telat gue datang pagi-pagi."

Hinata seneng kan, dia kira bakal sendirian terus di ruang kelas karena dateng kepagian. Eh tenyata tidak. Tuhan mengutus Lev buat nemenin Hinata. Terharu kalo gini.

"Gue mau beli nasi kucing dulu," ucap Lev yang tiba-tiba dah teleport ke ambang pintu kelas.

"Jam segini mana ada nasi kucing. Adanya tai kucing!"

Lev mikir. Iya juga. Ini masih pagi buta kata orang-orang. Pastilah bibi kantin belum buka warung mereka. Terpaksa deh Lev nahan lapar. Sambil nunggu bibi kantin buka, Lev sama Hinata nongkrong depan lapangan sembari ngeliat anak paskib latihan. Gila, gerakannya mantep jiwa bikin hati bergetar.

"Besok-besok gue nggak mau dah berangkat sepagi ini," kata Lev. "Laper, masih sepi pula."

"Gue juga nyesel berangkat sepagi ini, padahal di sekolah nggak ada kerjaan. Mau nyontek pr juga kesapa, nggak mungkin kan ke lo Lev. Lo juga biasanya nyontek keorang."

Kompak, dua bocah itu menghela napas.

"Hin, keknya cuma kita berdua aja deh orang yang berangkat sekolah sepagi ini meskipun nggak punya kepentingan disekolah."

𝐇𝐚𝐢𝐤𝐲ū! ❝ Welcome To HQ Senior Highschool❞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang