#mencari botak

2.5K 365 20
                                    

Biasanya orang paling anti nyari tuyul, boro-boro nyari, didatengin aja ogah. Nah kalo anak-anak SMA HQ ini berbanding terbalik. Udah kehitung sampai dua hari mereka terus bekerja sama nyari si botak tuyul, Tanaka. Nggak mengenal kata lelah. Walau lutut lemes, keringat satu ember, pantang berhenti sampai si botak cilok lover itu ketemu. Sungguh sangat solid mereka ini, terharu jadinya.

Mereka melakukan usaha semampu mereka untuk menemukan Tanaka. Ada yang bikin poster, ada yang bikin pengumuman di akun sosmed, ada yang nyari kesana-kemari, tapi nggak membuahkan hasil.

Kalau ada emang Tanaka ini suka bikin dongkol ati, tapi kalau nggak ada rasanya ada sesuatu yang hilang ea...

Nishinoya cuma bisa terduduk lemas sambil mengunyah baso bulat yang dia pesen tanpa antre. Yang lainnya cuma bisa menatap kasian pada si boncel. Mau menghibur, tapi takut gagal.

"Gue mau beli cilok dulu ya," kata Suna yang bosen liatin muka nelangsa Nishinoya.

"Gue ikut bro." Atsumu sama juga.

"Mang, cilok lima ribu, saosnya empat semprot di semprotin dengan ketinggian sekitar dua centi meter dari atas bibir plastik. Jangan lupa kecapnya satu semprot disemprotkan dengan ketinggian yang sama kayak saus tadi."

"Bacot kau!" hardik Atsumu. "Udah mang, jangan ladenin orang itu. Mending layanin gue dulu— lah mang, lagi ngapain sih?" Atsumu natep heran kearah tukang cilok yang lagi sujud.

"Abis sujud syukur," ucap mamang cilok sembari berdiri. "Beli berapa nih?"

"Lima rebu mang, kasih kecap aja," jawab Atsumu, nyantai. "Sujud syukur dalam rangka apa?  Seneng gara-gara ciloknya dibeli sama orang ganteng kayak gue?"

"Woy! Kok si kuning kampret ini yang dilayanin duluan." dan endingya, si Suna cuma dapet kacang.

"Gue itu sujud syukur, karena ini pertama kalinya gue muncul di cerita ini. Lo tahu nggak bujank, gue seneng gila."

"Eh mang, ati-ati air matanya netes ke cilok saya."

"Aduh maaf."

"Nih mending pake ini." Suna menyodorkan tisu ke mamang cilok. "Jangan lupa, abis ini giliran gue ya mang."

"Makasih ya, bujank."

"Sun, gue duluan ya." Dan Atsumu pun pergi dengan songongnya.

"Buru mang!"

"His sabar dong bujank. Beli berapa?"

"Lima rebu, saosnya empat crot di semprot—"

"Oke, cilok lima ribu dikasih saos." mamang cilok pun mempraktekan keahliannya dalam menusuk dan memasukan cilok kekantong plastik. "Nih, bujank."

"Makasih mang."

"Bujank, si Tanaka udah ketemu belum?"

"Belum mang."

"Haduh gawat nih, dia utang cilok dua ratus ribu. Kalau sampe dia nggak ketemu bisa bangkrut gue."

Suna kicep, kok ada orang ngutang cilok nyampe segitu. "Tenang mang, nanti juga ketemu kok, kita lagi berusaha buat nyari tuh botak."

"Cari yang bener ya bujank."

"Tenang aja mang. Yang penting mamang Chikari bantuin kita doa. Dan kalau bisa mamang bagiin cilok2 kekita, biar kita semangat nyari si botak."

Pemilik gerobak bertuliskan cilok Chikara maknyos asek asek joss itu langsung manyun. "Jangan mengada-ada kau bujank."

"Elah, cuma bercanda kok mang."

𝐇𝐚𝐢𝐤𝐲ū! ❝ Welcome To HQ Senior Highschool❞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang